Saya pun berniat meninggalkan kedai ini, namun sebelum saya beranjak dengan rasa segan, saya melihat sang pemuda itu masih terduduk di anak tangga semula, wajahnya tampak kusut, seperti masih memikirkan soal kentut yang baru saja di lakoninya. Entahlah!Â
Dari ketermenungannya, barangkali dia juga memikirkan hal lain yang berkait dengan argumennya melawan orang tua yang melewati duduknya sehingga tanpa sengaja membuang gas persis di depan wajahnya.
Saya pun beranjak perlahan meninggalkan kedai minum tanpa membawa atau meninggalkan perasaan apa-apa. Saya hanya berharap hari lain akan jauh lebih menarik daripada kejadian yang buang gas hari ini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!