Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Setelah Melalui Vietnam, Timnas Bisa Dilanda Keraguan

16 Desember 2021   15:43 Diperbarui: 16 Desember 2021   15:45 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia vs Timnas Vietnam di Piala AFF 2020 Sumber : Twitter/@affsuzukicup

Jadi apa yang kita saksikan olah permainan Vietnam semalam seperti sudah mentok, disamping perform anak ajaib Huang Hai (19) dan bomber Chong Phuong (10) di bawah standar. 

Apakah mungkin ini strategi Vietnam untuk memenangkan kompetisi  akhir AFF ini? Kalo dipikir iya juga, ngapain juga Vietnam kenceng-kenceng amat main untuk mengalahkan Indonesia? Lepas aja Indonesia biar bertarung hidup mati melawan Malaysia, toh Vietnam tetap bisa melenggang sebagai juara grup mengalahkan tim lemah Laos dengan mengejar cukup satu selisih gol aja. Iya, enggak sih?

Dan lalu pertandingan menjadi tidak penting, yang krusial adalah laga Indonesia versus Malaysia!

Menurut saya Malaysia lebih berbahaya dari Vietnam baik secara eksternal dan internal. Secara internal kita akan tergoda untuk memainkan skor kosong-kosong lagi daripada meraih kemenangan, karena seri sudah melemparkan Timnas ke final semi. Sementara Malaysia akan pasti menyerang, dalam formasi favorit  pelatih Mister Tan 4-3-3. 

Malaysia memiliki gelsen (gelandang senior) Safawi Rasid yang liat dan solo runnya bahaya, yang membukukan  hat-trick saat mengalahkan Laos. Namun pemain jangkar/playmaker/pivot nya adalah Baddrol Bakhtiar ini, dia mirip Jorghino, jadi setelannya semua dari sini. 

Malaysia juga mirip-mirip permainan kesebelasan liga satu Indonesia dengan gaya Melayu, cuma dia lebih efisien. Permainan Malaysia mengingatkan kita kepada jaman emas, Iswadi Idris, Anjasmara, Rusdiyanto, buat saya Kesebelasan Harimau Malaya ini seperti vintage.

Asumsi saya, sebagai pengikut konservatif, Shin Tae-yong, akan memainkan siaran ulang format 5-4-1, terkenang jas merah kembali, cuma mungkin lebih dikembangkan. 

Secara klasik tipe 5-4-1, memiliki formasi yang bekerja sangat baik pada serangan balik saat  bek sayap memenangkan bola, dia dan satunya, dapat berlari sampai lini depan flank, dan memutar pembentukan 5-4-1 menjadi 3-4-3. Dari sini tinggal memilih umpan melebar ke gelandang sayap atau dimainkan ke atas melalui lini tengah ke striker. 

Untuk ini kedua bek sayap kita, Asnawi dan Pratama memiliki tenaga kuda, karena selain menyerang, mereka juga punya kecepatan untuk pulang ke posisi, saat lawan berbalik menyerang.  

Pertarungan bisa menjadi lebih menarik jika 'amit-amit' Malaysia bisa menciptakan gol, sehingga Timnas harus mengubah permainan menjadi ofensif. Ini baru akan rame, brow!
Entah jika Shin memainkan 4-3-3 sejak awal, mungkin jadi adu banteng. Keren!

Tapi secara keseluruhan, permainan Malaysia jauh lebih konservatif dari Indonesia, dengan menggunakan satu pemain jangkar, Baddrol Bakhtiar (8) tadi, mereka memainkan Jerman seperti masa Beckenbauer. Jadul tapi berbahaya, mereka memiliki banyak pemain yang stylish, individual dan percaya diri, jika di setiap kesebelasannya bermain, hanya dengan menyaksikan sebentar saja, kita sudah tahu itu Malaysia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun