Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menghadapi Vietnam, Apakah Timnas seperti Cuaca?

13 Desember 2021   21:29 Diperbarui: 14 Desember 2021   17:27 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad timnas Indonesia merayakan gol Witan Sulaeman saat menghadapi Laos pada Piala AFF 2020. (Dok. PSSI via Kompas.com)

Tim Malaysia adalah yang paling plek ketiplek dengan Timnas Indonesia, dari style bermain dan budaya, Indonesia dan Malaysia adalah kakak-beradik. Malaysia boleh memanggil Indonesia Aa'.  

Tetapi dengan klub Asean yang lain mereka berbeda, contohnya dengan kesebelasan Vietnam, awal 2000-an Vietnam mungkin semerek dengan Kambodia dan Laos. Namun sekarang jauh berbeda. Vietnam telah berhasil keluar dari gaya bermain Asia Tenggara.

Sejak 2007 diletakkan fondasi  bahwa Prajurit Naga Emas ini telah ditunjuk menjadi spot Arsenal dan juga Manchester United dalam akademi bola sepaknya. Tangan flying Ryan Giggs juga menjadi tonggak kebangkitan talenta pemuda bola sepak Vietnam.

Bisa disaksikan saat kemarin pada laga  grup mahot B di kompetisi Asean Football Federation (AFF) 2020, permainan tim Vietnam berhasil menaklukkan tim Malaysia dengan skor 3-0. Kasat mata bahwa Vietnam bermain dengan gaya asia internasional dan telah meninggalkan southeastnya.  

Dengan bek tengah yang teguh Que Ngoc Hai sebagai kapten, juga satu lagi murid emas pelatih Park yaitu gelandang serang Nguyen Quang Hai (No.19) yang merupakan talenta terhebat yang pernah muncul di tanah Viet ini ,yang konon sekarang sudah rame bayang-bayang kepindahannya ke J-League atau kancah Eropa.

Bergaya Ajax 70-an, Vietnam membentuk format 3-4-3, ini adalah tim dengan serbuan edan yang bisa mengerahkan total hingga penyerang 8 pemain sekaligus. Dengan pertahanan batu yang diisi 3 bek (dedicated defender), ditambah  dua gelandang sayap yang siap turun, akan merubah formasi bertahan ke 5-2-3.

Dari beberapa variasi formasi 3-4-3, format ini dimainkan Vietnam dengan variasi pemain sayap. Di sini si anak emas, Nguyen Quang Hai, bermain masuk ke dalam dan memainkan second striker dengan Nguyen Cong Phuong (10) sebagai striker utama. Bisa para penikmat bola AsTeng saksikan lewat kejadian gol pertama dan kedua mereka.

Quang Hai tiba-tiba hadir di posisi sembilan palsu menyambut cut back, lalu penyepak kidal ini langsung menggoyang jala Malaysia. Demikian pula halnya dengan gol kedua, Quang Hai berlari cepat meliuk membawa bola di depan dan mengoper backheel ke striker Cong Phuong (10) di belakangnya, yang menyepak keras ke gawang Malaysia.

Jadi, ancaman Nguyen Quang Hai ini bukan isapan jempol, sebagai pemain sayap atau gelandang berbakat yang bisa berperan sebagai agen ganda (double agent) seperti agen kosong-kosong tujuh.

Sesekali memang dalam mempertahankan ruang tengah, Vietnam memainkan gelandang lebar masuk ke tengah untuk membentuk berlian yang susah dilewati, tapi ruang terbuka di sayap kanan Vietnam kerap kedodoran. Gelandang sayap Vu (17) dan gelandang tengah, Tuan (11), menjadi bertumpuk. 

Sehingga Malaysia yang memainkan tendang jauh, dengan striker Guilherme (9) beberapa kali membahayakan jala Vietnam. Lanjutannya Vietnam beralih memainkan umpan silang dari sayap kanan ke tengah, menghindari resiko bolong-bolong di sepanjang flank.

Barangkali ini keahlian pelatih Vietnam Mister Park, pelatih yang paling dihormati di seluruh Vietnam setelah membimbing timnya meraih dua kemenangan AFF sebelumnya. 

Mengubah-ubah variasi tim di lapangan seperti kayak mengulek sambel saja mau rasa apa. Mantan asisten Guus Hiddink untuk Korsel Baru di Piala Dunia 2002 ini, seperti bayangan Batman yang menakutkan saat berdiri di sisi lapangan.

Malaysia sendiri bukan bermain dengan tangan kosong, dari statistik pertandingan, recordnya enggak kalah dengan Vietnam. Memiliki tendangan potensial ke gawang 4 kali, sama dengan Vietnam. Penguasaan bola 47% dan akurasi operan 81% hanya berbeda sedikit dengan Vietnam.

Malaysia melawan dengan format 4-1-4-1, dengan 4 bek dan 1 gelandang pivot sebagai pemain pemegang hak penuh nomor punggung 6, mungkin meniru Evan Dimas? Sayang kedua wing back, Gazhali dan Fahmi bermain rendah, sehingga menarik pula 2 gelandang tengahnya harus bermain setengah. 

Mungkin tekanan serang Vietnam begitu berat, sehingga Malaysia mempertahankan lini tengah bawah mereka. Ini cukup efektif sehingga Vietnam terpaksa lebih banyak menyerbu dari flank. Sementara Malaysia memainkan bola tiang jauh yang ternyata efektif pula membahayakan belakang Vietnam, meski nihil namun dua kali nyaris gol.

Jadi kekalahan Malaysia 3 kosong, bukan kekalahan kosong, kita bisa tutup mata saja dengan hasil akhir dengan melihat proses tanding, taktik dan strategi, bahwa Malaysia bermain ciamik juga. Atau dari lain sisi, yang pragmatis, bahwa Vietnam bisa menggulung Malaysia lawannya yang tangguh, dengan angka telak 3 kosong, mengindikasikan bahwa kelas tim di bawah Malaysia bisa kalah dobel.

Lalu bagaimana Timnas Indonesia menghadapi pasukan Golden Dragon Rabu esok ini ? Yang jelas jangan tanya saya, silakan tanya ke Shin Tae-yong, kan gitu!

Jadi saya cuma berbarangkali saja, bahwa Timnas akan memakai 4 bek, ditambah Elkan Baggott sebagai center midfielder supaya di kasih kesempatan, karena Elkan memiliki passing yang presisi dan positioning yang taktis. 

Kali ini, paling-paling STY menyetujui formasi 4-3-3, dan Elkan Baggott dimainkan sebagai poros tunggal lebih ke dalam. Ini mengingatkan overlapping serangan gelombang dari wing back dan wing midfelder Vietnam, terutama dari flank kanan, yang diisi oleh wing back, Phan Van Duc (7) dan wing midfielder, Nguyen Phong Hoy Dung (20), demikian masif.

Mungkin Vietnam memainkan variasi double striker dalam format 3-4-3, mirip saat melawan Malaysia. Evan Dimas sebagai gelandang kiri akan lebih bermain ke tengah untuk mengatur serangan. Jadi dalam hal ini Indonesia istilah kerennya, menggunakan double pivot, pivot kesatu Elkan di tengah-belakang dan pivot kedua Evan untuk tengah-depan.

Nampaknya wing back Asnawi dan Edo akan terpaksa banyak ngendon di belakang, nggak apa, sambil menanti waktunya counter attack. 

Kedua sayap depan, Yudo dan Irfan Jaya, akan menjadi orang yang paling bertanggung jawab untuk  mengisolasi dua wing back Vietnam dan memutus overlaping dengan dua gelandang tengah mereka. Saya pikir Yudo dan Irfan adalah pemilik postur yang rigid tapi mobile, untuk bisa menghadang lini sayap Vietnam yang di mulai dari atas. 

Vietnam bukan tanpa kelemahan, format 3 bek Vietnam sering tidak siap untuk serangan balik, coverage yang lebar untuk 3 bek, sering menjadikan bolong di ruas kiri atau kanan mereka, apalagi gelandang mereka beberapa kali terlambat . Hal ini tampak saat pertandingan melawan Malaysia, sayang tidak menjadi gol. Jika Malaysia bisa mengkonversi kelemahan ini menjadi gol, maka skor 3-2 atau bahkan 3-3, pantaslah sebagai hasil akhir.

Menurut saya, striker Dedik Setiawan lebih pakem dalam mengambil bola-bola umpan terobosan atau lambung jauh. Striker Ezra Walian, bisa di bench dan bersiap-siap menjadi supersub bomber.

Bukan mustahil Timnas bisa mengimbangi tim bintang emas Vietnam di laga Rabu lusa nanti, nggak usah mikirin kali ini Indonesia bisa juara, karena jargon ini sejak dulu juga begitu. Yang penting main aja dengan sistem dengan disiplin, misal 4-3-3, ya bermain dengan itu saja, jangan mengubah-ubah sendiri di lapangan, karena tim yang dihadapi ini harus diakui lebih advance.

Namun ini mungkin hanya hayalan atau utopia saya saja. Karena Timnas Indonesia itu kadang seperti cuaca, kadang panas, kadang mendung, kadang bisa saja turun hujan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun