Sehingga Malaysia yang memainkan tendang jauh, dengan striker Guilherme (9) beberapa kali membahayakan jala Vietnam. Lanjutannya Vietnam beralih memainkan umpan silang dari sayap kanan ke tengah, menghindari resiko bolong-bolong di sepanjang flank.
Barangkali ini keahlian pelatih Vietnam Mister Park, pelatih yang paling dihormati di seluruh Vietnam setelah membimbing timnya meraih dua kemenangan AFF sebelumnya.Â
Mengubah-ubah variasi tim di lapangan seperti kayak mengulek sambel saja mau rasa apa. Mantan asisten Guus Hiddink untuk Korsel Baru di Piala Dunia 2002 ini, seperti bayangan Batman yang menakutkan saat berdiri di sisi lapangan.
Malaysia sendiri bukan bermain dengan tangan kosong, dari statistik pertandingan, recordnya enggak kalah dengan Vietnam. Memiliki tendangan potensial ke gawang 4 kali, sama dengan Vietnam. Penguasaan bola 47% dan akurasi operan 81% hanya berbeda sedikit dengan Vietnam.
Malaysia melawan dengan format 4-1-4-1, dengan 4 bek dan 1 gelandang pivot sebagai pemain pemegang hak penuh nomor punggung 6, mungkin meniru Evan Dimas? Sayang kedua wing back, Gazhali dan Fahmi bermain rendah, sehingga menarik pula 2 gelandang tengahnya harus bermain setengah.Â
Mungkin tekanan serang Vietnam begitu berat, sehingga Malaysia mempertahankan lini tengah bawah mereka. Ini cukup efektif sehingga Vietnam terpaksa lebih banyak menyerbu dari flank. Sementara Malaysia memainkan bola tiang jauh yang ternyata efektif pula membahayakan belakang Vietnam, meski nihil namun dua kali nyaris gol.
Jadi kekalahan Malaysia 3 kosong, bukan kekalahan kosong, kita bisa tutup mata saja dengan hasil akhir dengan melihat proses tanding, taktik dan strategi, bahwa Malaysia bermain ciamik juga. Atau dari lain sisi, yang pragmatis, bahwa Vietnam bisa menggulung Malaysia lawannya yang tangguh, dengan angka telak 3 kosong, mengindikasikan bahwa kelas tim di bawah Malaysia bisa kalah dobel.
Lalu bagaimana Timnas Indonesia menghadapi pasukan Golden Dragon Rabu esok ini ? Yang jelas jangan tanya saya, silakan tanya ke Shin Tae-yong, kan gitu!
Jadi saya cuma berbarangkali saja, bahwa Timnas akan memakai 4 bek, ditambah Elkan Baggott sebagai center midfielder supaya di kasih kesempatan, karena Elkan memiliki passing yang presisi dan positioning yang taktis.Â
Kali ini, paling-paling STY menyetujui formasi 4-3-3, dan Elkan Baggott dimainkan sebagai poros tunggal lebih ke dalam. Ini mengingatkan overlapping serangan gelombang dari wing back dan wing midfelder Vietnam, terutama dari flank kanan, yang diisi oleh wing back, Phan Van Duc (7) dan wing midfielder, Nguyen Phong Hoy Dung (20), demikian masif.
Mungkin Vietnam memainkan variasi double striker dalam format 3-4-3, mirip saat melawan Malaysia. Evan Dimas sebagai gelandang kiri akan lebih bermain ke tengah untuk mengatur serangan. Jadi dalam hal ini Indonesia istilah kerennya, menggunakan double pivot, pivot kesatu Elkan di tengah-belakang dan pivot kedua Evan untuk tengah-depan.