Seterusnya hanya hari-hari yang penuh dengan kucing-kucing yang bertingkah berbeda-beda. Â Sekarang total kucing kami ada sepuluh ekor, dan saya semakin merasakan hidup lebih nyaman dan panjang umur. Melihat kucing-kucing itu mengeluh tapi tak tampak sebersitpun di mukanya akan kekawatiran, mereka hilir mudik berjalan ke seluruh ruang dengan martabat yang mengejutkan. Sementara di malam yang sejuk, mereka tidur dengan kesederhanaan langsung yang tidak bisa dipahami oleh manusia.
Waktu pun berlalu, kucing kami yang 10 ekor kini telah berkembang menjadi 30 ekor, betapa membuat kami sibuk sepanjang hari. Sehingga waktu tua yang kami jalani tidak terasa sebagai beban, demikian ringan kami jalani, seakan-akan kami memiliki energi baru terbarukan meski usia kami semakin lanjut dan terus bertambah mencapai 80 tahun.
Tanpa terasa waktu telah berjalan belasan tahun, saat pintu rumah saya diketuk, tampak pasangan kakek-nenek yang sudah sangat renta yang saya pikir usianya jauh lebih tua dari kami yang juga telah uzur, mereka telah berdiri di beranda depan. Saya membukakan pintu menatap dan merasa tak mengenalnya.
Maaf siap gerangan bapak, ibu? Sopan saya bertanya sambil mempersilakan mereka duduk, sementara istri saya juga ikut nimbrung. Kedua tamu lewat renta itu memandang kami berdua.
Maaf, apakah bapak, ibu memelihara banyak kucing? Mereka malah bertanya kepada kami.
Oh, tentu saja! Lihat! Jawab istri saya, sambil memanggil pus-pus, serentak pasukan 30 kucing kami datang menjejali ruang tamu dengan sedikit bising mengeong-ngeong. Nenek tamu itu nampak gembira dan membelai kucing-kucing kami, bahkan ada yang langsung loncat ke dalam pelukannya, seolah kucing kami sudah lama mengenalnya. Aduuh! Lucunya! Beberapa kali nenek over uzur itu berucap.
Namun si kakek terlihat dingin menanggapi dan mengerling istrinya sebagai kode mungkin untuk tidak berinteraksi dengan mahluk bulu itu.
Begini! Kami membawa banyak kucing, penuh di dalam mobil kami. Kata sang kakek itu.
Oh, ya? Jawab istri saya antusias.
Begini. Kami mau memberikan kucing-kucing kami kepada kalian berdua untuk dipelihara. Seandainya setuju. Lanjut kakek tamu itu.
Ah! Tentu saja kami bersedia! Tanpa pikir panjang kami menjawab bersamaan, sementara kedua tamu tua itu terlihat bernafas lega bagai terbebas dari beban berat.
Lalu segera saja kucing-kucing baru yang berjumlah 30 ekor itu menggeruduk rumah kami, sehingga total kucing kami kini menjadi 60 ekor. Betapa penuh dan menyenangkan, mereka loncat kian kemari sekehendak hati.
Setelah serah terima kucing selesai, saya mengantar tamu super sepuh itu ke pintu pekarangan, sekalian sebenarnya saya kepo juga, mengapa kakek-nenek ini melepaskan 30 meong-meongnya.
Sayup saya mendengar penjelasan akhir mereka, bahwa usia mereka kini suah 130 tahun, mereka ingin segera pulang ke alam baka dan mereka berkehendak hidup mereka  tidak  diperpanjang lagi oleh kucing-kucing  yang semakin banyak itu.