Tendangan sudut dari mana Denmark membuka skor seharusnya tidak diberikan. Itu seharusnya menjadi tendangan gawang untuk Ceko. Terlihat jelas ketika 'centerback', Celustka menguasai bola disisi kanan kotak penelati Ceko dan dibayangi dekat oleh Dolberg.
 Saat bola disepak, Dolberg menahan dengan kaki kanannya dan bola terpental keluar lapangan. Wasit menentukan tendangan sudut untuk Denmark. Sempat Ondrej Celustka memprotes hakim garis, namun keputusan tak berubah dan Ceko memiliki kewajiban untuk mempertahankan pertahanannya namun ternyata sangat kurang.
Pertahanan Ceko memang terkenal kuat dari serangan bola mati, Ceko memiliki kekuatan khusus di momen seperti ini. Namun ternyata Delaney yang cerdik berdiri di titik penalti menjauh dari kerumunan luput dari pindaian. Dengan sepakan pojok 'outswinging' dari gelandang sayap Jens Stryger Larsen yang memudahkan Delaney menyundul langsung masuk ke gawang Vaclik.
Catatan di babak kedua mennujukkan The Republik benar-benar bercahaya dengan penggantian masuknya pria kekar Krmencik yang membikin banyak ruang bagi Schick sehingga mendatangkan malapetaka Denmark untuk merubah skor 2-1. Sampai Hjulmand pelatih filsafat ini mengubah strategi Denmark memasukkan duo supersub diatas dan mengunci Ceko di angka 1-2.
Meski meratapi, namun kekalahan di babak perempat ini sudah merupakan capaian berlipat dari para pria bersinar Ceko ini untuk menuju generasi emas ketiga setelah era emas kedua Rosicky, Baros dan Petr Cech.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H