"Iya tahu.. silakan lanjutkan.."
"Sepertinya saya sudah menghilangkannya.." ucap Boim berbisik. Nonik pegadaian itu menatap tajam. Matanya indah seperti malaikat, membuat Bos Boim berdegup. Nonik mengambil buku khusus dan memeriksa.
"Ini soal serius bapak Boim. Silakan anda memutuskan sendiri" cetus nonik itu tegas.
Boim tertunduk "Apakah saya bisa memperpanjang waktu gadai?" Bos Boim mencoba nego.
Nonik pegadai itu menggeleng. "Bapak sudah melihat segala menjadi pucat. Tidak ada guna kami mengeluarkan eksten surat gadai".
Bos Boim pasrah, ketika perempuan pegadaian berwajah malaikat itu mengambil surga dari lemari gadai, menimbang dan menaksir ternyata nilainya sudah jatuh dibandingkan dengan bumi yang pernah diberikan kepadanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H