Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Biru Langit

4 November 2020   09:14 Diperbarui: 4 November 2020   09:17 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay

"Maaf ibu, apakah Gwesen kembali tinggal disini? ku bertanya sedikit was was.

Sang ibu memandangku, mengambil jeda dan menarik nafas dalam seperti menenangkan, terlihat mata tua beningnya menjadi kaca.

"Gwesen sudah meninggal, nak Lulagi... satu minggu lalu.." suara perempuan di depan ku terdengar lirih membuat lidahku kelu dan seluruh tubuhku lunglai. "Gwesen kerap bercerita tentang lelaki Lulagi di hari hari terakhirnya.." sang ibu melanjutkan, menguatkan dirinya.  

Aku masih sulit berucap, hanya menyodorkan sepucuk surat biru tulisan Gwesen. "Ibu, surat ini saya terima tiga hari lalu.." kataku merajuk bagai kepada ibu sendiri. 

Ibu Gwesen membuka dan membacanya dengan air mata yang mulai membasahi pipi. "Dia menulisnya dari surga..." bisiknya hampir tak terdengar. Lalu kami berdua sunyi.

Tak banyak cerita untuk diteruskan kecuali luka, ketika ku tinggalkan rumah patah hati itu, untuk melanjutkan waktu perjalananku yang tersisa.

Kembali ke kamar kesendirian introvert ku, aku masih melawan kenyataan mortalitas,  mencoba mencari kertas kertas lawas curahan hati yang kerap ku tulis di masa silam. Yang diantara tumpukan lama, ku temui bahwa surat cinta ku kepada Gwesen mash terselip disitu, tak pernah terkirimkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun