Akupun segera melesat menuju tekape, sebuah rumah sakit besar nan tenang dan teduh, yang ternyata adalah rumah sakit perawatan jiwa. Ku pun berlari mencari ruang rawat Inka dengan hati masjgul, hingga tiba ditujuan pada sebuah kamar besar putih namun tak terlihat sosok Inka, hanya dua lelaki tua yang terduduk dikursi tunggu dan seorang suster perawat  terlihat selesai beberes.
"Inka?" aku menunjuk ke brankar yang kosong mataku mencari cari sosok Inka.
"Pasien sedang jadual konsultasi, bapak" sang suster menjawab sambil meninggalkan ruang rawat.
Kupandangi kedua lansia yang sedang duduk, Â yang sementara itu mereka juga tak henti menatapku bersamaan. Aku mengangguk bersalam hormat.
"Engkau pasti Hans!" serempak mereka bersuara seperti mengenalku.
"Maaf, kedua bapak ini siapa?" ku bertanya.
"Kami ayah Inka," jawab mereka kompak, sementara ku hanya menganga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H