Penunjukkan menteri pertahanan Prabowo Subianto bisa jadi kelak akan bermasalah terhadap relasi Jokowi-Prabowo yang telah terbentuk semasa periode pilpres. Hubungan antar dua competitor dengan respek yang setara saat berkompetisi adalah relasi yang sangat ideal.Â
Relasi saling mengkritisi dan menghargai  adalah hubungan yang sehat di kedua level tertinggi ini. Namun relasi kebatinan ini langsung ambruk dengan terjunnya Prabowo kedalam kabinet. Hubungan ideal yang dulu, menjadi rusak, kalo boleh dibilang nyungsep ke relasi antara atasan dan bawahan.Â
Sulit membayangkan pak PS bersikap kepada sang presiden jika sudah menusuk masuk kedalam detil pekerjaan, begitu pula sebaliknya. Siapa yang bisa menjamin selama setengah dekade menjelang ini Jokowi-Prabowo mesra terus. Impossible! Nuansa pelantikan menteri dengan preambul pakta integritas saja sudah menunjukkan rambu rambu yang  hitam putih , keras, menakutkan bahkan mengancam.Â
Menteri yang gabener akan langsung dicopot adalah fait accompli dari suatu narasi tersamar bahwa ada sisi gelap ketidak mampuan seseorang yang gak boleh terjadi dari seseorang yang manusiawi. Belon kerja apa apa udah diancem. Katenye.Â
Agak norak untuk karyawan level dewa seperti ini, yang semestinya sudah tune up dan tau kemampuan diri sendiri, kapan mesti out atau di out kan.  Seandainya  punya level seperti itu, saya sih no.
So, meskipun hanya satu visi misi presiden, penjabaran detilnya dan improvisasi pastilah terjadi, karena human bukan robot, dan gak mungkin presiden memelototi setiap langkah menterinya setiap saat. Nah, inilah. Prabowo itu spesial, jelas enggak sama dengan menteri menteri lain.Â
Seandainya terjadi slag dengan presiden, jadi susah. Kerna ini akan jadi bukan soal kerjaan lagi , ini soal degree of honor. Akankah menjadi buah simalakama? Bisa aja, bagi keduanya bahkan. Ini terlihat sudah mulai dipompa, di warming up dengan hashtag Prabowo skill presiden.Â
Agak sulit dimengerti  atau bahkan Prabowo rasa presiden. Bisa jadi hubungan respek ideal saat pilpres, musnah dan nyusruk ke jurang permusuhan yang lebih dominan saat pilpres.
Tapi eits! Jangan kecil hati dulu, lihat sisi baiknya atuh! Degan nyemplungnya Prabowo masuk kabinet, bisa jadi double impact, kekuatan ganda, seperti filem lawasnya Jan Claude van Damme. Energy positif dobel dengan voltase tinggi, dampak positif keseluruhan cabinet akan berlari kenceng. Mudah mudahan, ya, bro.Â
Ungkapan pakar fiksi kaka' Rocky Gerung bahwa Prabowo bisa memegang kendali istana dengan jabatannya sebagai menhan. Bahkan Prabowo, katanya lagi, yang akan memegang kendali dan mengatur ulang semua personnel istana.Â
Ini adalah suatu gambaran yang bisa ngana imajinasikan sendiri. terserah ngana. Namun kita tidak bisa lepas dari sejarah pertarungan pilpres kemarin, maupun pilpres dua kali yang lalu.Â
Prabowo kalah diduakali pilpres versus Jokowi, yang mengisyaratkan dominasi Jokowi atas Prabowo, baik dalam permainan keras arau empuk /soft, (seperti Prabowo mensupport Jokowi DKI satu, saat silam, dimana Prabowo berperan sebagai superior).Â
Hal inipun terulang, permainan lembut Prabowo-Jokowi , dengan relasi  versi terbalik saat DKI satu  Jokowi,  dimana sang superior, atau sang atasan saat ini adalah Jokowi.Â
Barangkali Rocky Gerung terpabaper (terpaparbawaperasaan), bahwa inilah, seni rupa level dewa bernegara. Kalem aja, semua akan baek baek saja, selama Jokowi dan Prabowo memang nyata sudah teruji nasionalisme daya juangnya buat rakyat.Nggak diragukan lah, cuman yaitu, kadang caranya pada ngeselein.
Tidak ada soal, apakah Prabowo mengatur cabinet sementara Jokowi mengatur Probowo dalam lima tahun kedepan. Sama aja, tergantung siapakah  yang menduduki kursi superior.Â
Bisa aja lima tahun kemudian Prabowo presiden dan Jokowi mentrinya, dan Jokowi mengatur cabinet dan Prabowo mengatur Jokowi. Kelihatannya mereka berdua ini sudah teruji, baik dalam medan relasi yang paling keras maupun relasi yang aduh mesra. Mereka akan oke oke jek.
Jadi, kita tinggal menonton saja, sambil nunggu gojekfood
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H