Aku gembira nian, memandang keatas alam, di langit yang masih ungu bintang bintang pun masih berkelip dititik habisnya. Lalu aku merasa seperti titik debu menggapai fantasi lengkung kosmik yang tanpa batas. Bintang bintang kecil  jauh yang memenuhi horizon yang bila disandingkan dengan bumi kita , mungkin bumi hanya sebesar buah beri di peluk asal semak belukarnya.
Barangkali keinginanku terlalu luas, mau mengambil sebagian langit yang sedang memeluk bumi, seperti buah beri kecil ditengah semak belukar heritagenya. Â
Tanpa kusadari kuayunkan keranjang yang ku sanding, memasukkan kedalam keranjang buah beri lucu, berikut  sebagian daun semak belukarnya , sehingga berjuntailah daun dedaunnya menggantung  indah keluar melimpahi  keranjang belanjaku.
Berpuas dengan kedatangan pagi, diriku pun pulang kembali menuju kamar mungilku, menyusuri jalan yang mulai riuh pertanda hari pagi belanja pasar mulailah terbuka.Â
Kujinjing keranjang erat digenggamku dengan hati suka, menyapa teman teman yang berpapasan membawa keranjang belanja mereka yang padat melebar berisi jejalan kebutuhan yang bakal habis sehari dua.Â
Meski kutangkap sebersit tanya, dari wajah wajah mereka yang tak biasa, namun tak pun hirau kuteruskan langkah riang melalukan kesibukan mereka.Â
Sempat kususutkan langkah guna mencuri kerling dari wajah mereka kerna sebagiannya menghentikan langkah kakinya. Serta merta kulihat wajah mereka tertegun sambil menatap keranjang ku yang terlihat begitu luas dan nyaman.
Beberapa dari mereka, kudengar berkata bahwa didalam keranjang yang kubawa, mereka melihat bintang, bumi dan cakrawala yang berjuntai meluber.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI