Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

The K Files: Petaka Gaya Lorentz MRT

13 April 2019   01:00 Diperbarui: 13 April 2019   01:09 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mulder? Kamu dimana?" Skuli kulilingan panik mencari. Seorang sersan menujukkan kalo Mulder ada diseberang rel terhalang rebahan wagon. Skuli pun sprint dan merayapi bangkai gerbong dan mendapati Mulder terpaku memandang bangunan memanjang horizontal tak jauh dari sisi rel yang bersebrangan lokasi insiden.

"Mulder.."Skuli merepet Mulder. 

"Kamu lihat itu Skuli?" Mulder menunjuk sesuatu, kelopak mata rabun Skuli menyipit menelusur pandangan.

"Owh.. sepasang kelinci? Lucu bangeed.." Skuli menjerit manja.

"No, Skuli. Ayo!" Mulder menarik lengan Skuli.  Berdua berlari menyongsong bangunan muasal kelinci itu keluar. Mulder mendobrak pintu kayunya yang sudah reyot. Gubraak! Tertampak ratusan kelinci yang tak hirau sedang melahap tumpukan potongan kangkung saling berebut, berhimpitan dan bergesekan..

Mulder mengambil kertas dari sakunya, merobek robeknya lalu menerbangkannya. Segera saja kertas kertas itu menempel di bulu bulu halus para kelinci.

"Medan Magnet?" Skuli berdecak, Mulder mengangguk mengiyakan.

"Mamang! Mamang..!" Mulder berteriak kuat memanggil juragan kelinci, yang datang tergopoh.

"Agen K Files!" Mulder menghardik sambil memperlihatkan kartu lisensi investigasinya. Si mamang unyuan wajahnya memucat. "Ada.. aapaa aden..?" dia terbata bata.

"Semua kelinci ini harus segera di evakuasi. Sekarang juga! Skuli panggil backup dan struktur untuk evakuasi".

"Siap bos!" Skuli calling, yang segera diikuti munculnya pasukan backup dengan pickup yang siap memuat kelinci kelinci gemuk dan imut itu. Sementara si mamang pasrah melihat modalnya diangkut seperti kena rasia satpol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun