Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Panggilan si Meong

4 Maret 2019   20:42 Diperbarui: 4 Maret 2019   20:53 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam hari aku melayat  almarhum, yang ternyata tinggal dibelakang jalan sejajar rumahku. Dan dia ternyata seorang duda penyendiri, tanpa anak dan istri. Orang tertampak berkumpul mendoakan, setiba ku memasuki halaman rumahnya,  mataku melihat kucing Gendut sobatku sedang duduk menyendiri di pojok teras.

"Puuss.. Gendut.." aku berlari menyongsongnya. Dia menoleh, lekat matanya terasa asing buatku, lalu kilat si mpus melompat kelebat berlari dan menghilang didalam sunyi gelap.

"Puus..puus.." aku berteriak mengejarnya namun pupus kerna dia begitu sergah.

"Ada apa aden?" para pelayat bertanya memandangku herman.

"Itu.. kucing.. si Ndut.." kataku sergah

"Kuucing...dari tadi mah, enggak ada kucing, den?" mereka serempak berbarengan dan berpandangan satu dengan lainnya.

Tiba tiba seorang tetangga sebelah almarhum mendekati telingaku.

"Ealah.. den. Pantesan semalem jam duabelas, bapak ndenger meong meong aja dirumah almarhum.. seperti panggilan meong, kitu yak?" katanya antara bisa kudengark tapi juga yang lain bisa menyimak. Namun meski sedikit merindink disko, aku cuek beibeh saja, menanggapi hoak ini.

Akupun tak lama, pulang cepat keperaduanku. Berharap Gendut kucing nggemesi hadir  setia seperti berita pagi. Lalu akupun berlelap.

Tengah malam aku terbangun, kerna napas dari paru paruku terasa sesek, dan badanku lemas mengucurkan keringat dikamarku yang ber ac. Kukerling lesu jam dinding di jarum duabelas. Antara sadar dan tak sadar, telingaku mendengar suara mengajak akrab pus Gendut.

"Meoong.. meoong.. meoong...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun