"Eheh tentu saja Yati. Ulang tahunmu tak lekang kulupa. Terus.." Midok memintas enggak sabar.
"Aku mau kado jam tangan!" muka Yati terlihat sebel, kerna suaminya enggak nyangkut nyangkut.
Jleb! Midok terdiam. Bola matanya menatap istrinya, pikirannya mulai mengkalkulasi.
"Aku kenyang mas. Saban  yareh, kamu selalu menghadiahkan mie ayam.  Kan, setiap hari aku bisa makan mie ayam dagangan kamu sesukaku. Filosofi kamu absurd" Yati ber unek unek.
"Hadiah yang paling memiliki arti adalah hadiah sumber nafkah, sayang. Aku selalu memberi kado mie ayam spesial disetiap miladmu. Seperti liputan kabar kemarin, Irwan Murssy pengusaha  jam tangan memberikan jam tangan sebagai hadiah ulang tahun kepada Maia Estyanti. So sweet.."Midok berfalsafah.
"Wuidiih.. kejauhan  masku. Harganya saja mencapai satu milyar lebih. Arlojinya juga bertabur permata. Enggak semata berguna untuk melihat waktu, tapi juga mengagumi permatanya mas Midok!" istriku mngisyaratkan perlawanan.
"Lihat sisi baiknya, atuh. Â Jangan melihat harganya, tapi tulusnya, dung"
"Tulus penyanyi? Udah ah mas, aku capek" Yati berjingkat ngambek.
Midok memandangi punggung istrinya yang membelakangi menuju dapur. Â Bener juga Yati, sudah tahun keempat happy milad, istrinya dihadiahi mie ayam special melulu gegara dia bersikukuh kepada filosofi yang disebut Yati absurd.
***
Bener saja, dilusa hari yang terpagi, Midok sudah mengemas kotak wadah arloji cantik mahal buat ulang tahun yayang Yati. Sementara istri masih terpejam fiksi ulang tahun, Midok sengaja menyiapkan dua bungkusan, satu paket mie ayam spesial, satunya kresek terpisah berisi sayur pelengkap mie ayam.