Ira merasakan bola matanya menghangat,  impulsif menengadahkan  wajahnya menatap langit, memungkiri tumpahan air matanya.
Gadis itu mendekat, merangkulnya dan berbisik. "Pulang yuk, ma" Â lalu membimbingnya pulang.
***
Ditepi fajar yang berkabut, terlihat sebuah ambulance terparkir dilintas trotoar taman. Beberapa perawat mengusung brankar dengan langkah  lambat seirama.
Burung burung merpati belum lagi tampak.
Namun mereka sudah mengetahuinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!