Akhirnya Riko turn back. Cooling down.Dia takut menjadi dungu. Riko menunggu.
Tiga hari tiga malam hanya mendekam di apartemennya, Riko bersemedi, tidak makan dan minum Riko meretreat dan introspeksi batin.
Malam hari keempat Riko merasa amat lapar, jam dinding menunjuk sebelas, dan dia menuju restoran padang di seberang yang  kebetulan masih buka.
"Pintunya sini bang.." uda tertawa menyambut Riko yang keliru dijendela.
" Sudah larut, lauk tinggal otak saja bang. Mau?" uda menjelaskan. Â Riko mengangguk, sesegera nasi otak tersaji, Riko melahapnya habis namun masih merasa lapar.
"Bisa tambah otak lagi, da.." Â Riko memohon. Uda menuangkan gulai otak terakhir.
Riko pulang dan tidur.Â
Keesokan pagi Riko normal kembali.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H