Rikopun melanjutkan paginya, bersiap  mengajar , pencerahan atau debat politik. Semua agenda sudah tersimpan di laptop yang mulai di start. Lama jeda, tak biasanya, Riko mengalami blank mencari folder file dan arsipnya. Meskipun bisa didapat itupun dengan trial and error. Diapun mencari cari kunci apartemen padahal menggantung di pintunya. Sama halnya dengan buku buku dia lupa tempatnya, padahal biasanya dia  tau buku yang dicarinya meski berantakan. Saat gosok gigi tadi, Riko baru menyadari jika gerakan tangan kanan saat mengosok gigi bergerak random, kiri kanan atas bawah tidak sinkron sehingga gigi malah tidak bersih.
Riko curiga ada yang salah dengan kemampuan intuitifnya namun ditepisnya. Kecapekan, pikirnya simple.
Aktiivitas menguliahi hari ini berjalan biasa sampai selesai. Riko meninggalkan ruang kuliah.
"Pak pintunya sebelah sini!" suara mahasiswa mengejutkannya.
"Ah.. sori" Riko memutar badannya.
"Pak tasnya ketinggalan!" serempak suara mahasiswa.
"Ouw..ya ya.." Riko menengok ke meja podium dan berbalik.
Mahasiswa saling berbisik atas hal tak biasa dari sang dosen, sementara Riko berlalu melanjutkan agenda hariannya dengan keraguan.
Hari berikut keadaan memburuk, selain lupa lokasi, Â kordinasi anggota tubuh Riko menjadi mislead. Selain jalannya miring , ritme ayunan tangan dan kakinya juga abnormal.
"Ada sesuatu terjadi di pikiran ku". Riko mereview kebelakang, namun tak tersingkap jawaban. Â
Hari hari selanjutnya kondisi lebih jelek, kemampuan menulis dan verbal terkadang dead lock, logika dan rasio terasa tidak runut. Â Kepala kampus memberi notice kepadanya sehubungan laporan ketua kelas yang memprihatinkan. Termasuk acara on air di televisi atau mimbar bebas tak bisa menyerap lagi IQ tinggi Riko.