Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menjelang Garuda vs Azkals

21 November 2018   00:49 Diperbarui: 21 November 2018   00:53 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Filipina telah bangkit dari keterpurukan setelah kampanye kebangkitan sebagai tuan rumah AFF Suzuki Cup 2016, siap untuk merambah naik kepuncak tangga sepakbola ASEAN.

Setelah menduduki tiga kali semifinal lalu, harapan besar ditumpukan kepada The Azkals (anjing jalanan), julukan tim Filipina ini.

Mantan pelatih berkebangsaan Amerika Thomas Dooley telah menerapkan penyegaran sayap dengan target baru di AFC Asian Cup 2019.

Bahwa sasaran itu tercapai pada bulan Maret 2018 menggasak Tajikistan dan menempatkan Filipina di final AFC Asian Cup untuk pertama kalinya.

Filipina belajar dari kekalahan di AFF 2016, dengan tanpa terkalahkan sepanjang babak penyisihan, dengan tiga kali menang dan tiga kali imbang yang memberikan nilai 12 poin yang unggul 2 poin dari Yaman sehingga menduduki runner up.

Pada pertengahan April 2018 FIFA merilis Filipina berada di peringkat 113 dunia, tertinggi dalam sejarah sepakbola Filipina.

Perbaikan takdir ini menumbuhkan rasa percaya diri Filipina untuk berjalan tegak di kompetisi AFF Suzuki Cup 2018 kali ini.

Sejak ditangani pelatih flamboyan Sven Goran-Eriksson, Azkals merobah system ke 4-4-2 kontras sekali dengan mantan pelatih Scott Cooper yang percaya dengan 3-5-2.  Tahu sendirilah, formasi ini tidak pernah berubah selama Eriksson melatih Three Lions, Inggris.

Eriksson adalah penganut 4-4-2 standard yang patuh, yaitu formasi 4 gelandang sejajar, yang berbeda dengan 4-4-2 kreatif dengan formasi 4 gelandang  diamond, sesuai dengan teori PenJas (Pendidikan Jasmani) SMA saya dulu. Jelek jelek begini, saya pernah pemain bola cadangan waktu itu. Dengan layout sekolah kita saat itu, memiliki lapangan bola ditengah yang dikelilingi kelas kelas.

Pola 4-4-2 adalah formasi paling simple dengan pembagian tugas yang jelas. Menciptakan barisan pertahanan yang dalam dan penyerangan dengan jumlah cukup dan terstruktur jelas.

Eriksson adalah pelatih yang paling pragmatis yang skema pemenangannya sudah merakyat di Inggris yaitu:

  • Pilih 11 pemain termahal
  • Pakai format 4-4-2
  • Bungkus gol babak pertama
  • Setelah itu bertahan
  • Memasukkan Danny Mills bek militan
  • Di menit ke 68, masukkan Owen Hargraves  anak kesayangan, untuk menggantikan striker

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun