Mohon tunggu...
Alfa Bamsky
Alfa Bamsky Mohon Tunggu... Wiraswasta - Just human being yang hobi bikin artikel ringan, lucu dan renyah.

Better late than never...

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Membedah Cara Beragama Seorang Bomber

3 April 2021   09:52 Diperbarui: 3 April 2021   20:17 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak lama setelah katedral Makassar di bom, khalayak kembali dikejutkan dengan aksi lone wolf teroris belia yang merangsek masuk ke mabes Polri dan melepaskan tembakan. Berita ini kemudian viral di medsos. Apa yang mereka cari dan apa yang mereka mau? 

Rekayasa? Drama? No! Mereka Ada Dan Nyata!
Sangat disayangkan, masih ada sebagian masyarakat menganggap rentetan teror mengerikan ini sandiwara, konspirasi atau drama pengalihan isu dari pemerintah. Sebab fakta dilapangan berbicara lain. Bagi para ulama dan aktivis muslim yang aktif di dunia dakwah tahu persis keberadaan para bomber nyata adanya. Mereka adalah Khawarij !

Khawarij, Momok Yang Menohok Bagi Kehidupan Beragama
Secara etimologi Khawarij adalah bentuk plural dari Kharijah. Maknanya : yang berlepas diri. Baik berlepas diri dari barisan ketaatan pada ulil amri/pemerintah ataupun berlepas diri dari barisan muslimin.

Kenali tanda pada diri mereka yang terpapar pemikiran radikalisme ala Khawarij ini yakni : umumnya masih muda, vokal, gemar mencaci maki pemerintah dengan jargon menuntut keadilan dan tak segan melakukan tindak anarkis untuk mencapai tujuan. Pola mereka selalu sama sejak zaman khalifah Uthman bin Affan hingga saat ini.

Mau tahu motto Khawarij ? Laa Hukma Ilaa lillah atau Tidak Ada Hukum Dan Ketaatan Selain Pada Allah. Namun mereka mengejawantahkannya dengan arti yang sangat sangat sempit tanpa fiqih.

Awas, Pemuda Pemudi Kita Adalah Target Rekrutmen Mereka !
Yang disasar gembong Khawarij adalah anak anak kita usia sekolah atau di perguruan tinggi yang memiliki ghirah dalam membela agama namun minim pemahaman fiqih. Maka ibarat kanvas kosong yang putih bersih, gembong Khawarij memulas mereka dengan warna merah darah.

Yup, semangat tanpa didasari ilmu sangatlah berbahaya. Sebab para pemuda pemudi binaan ini no reserve saat dicekoki paham takfiri (Pemahaman bahwa diluar manhaj mereka adalah taghut/kafir). Maka membunuh pemerintah taghut beserta manusia yang mengikutinya adalah ibadah dan berpahala besar. Bahkan mendapatkan reward menikah dengan 72 bidadari di Surga. Itu sebab seorang bomber dijuluki "Calon Pengantin."

Dapat anda bayangkan, bagaimana bila tiap hari, tiap saat, tiap waktu mereka dipupuk kebencian-hasutan pada pemerintah dan aparaturnya baik dalam kajian langsung ataupun via grup WA? Maka jadilah mereka barisan pemuda yang nekat, terdoktrin kuat, tak takut mati dan siap bela agama/jihad menurut definisi sempit mereka. Meresahkan? Jelas iya.

Pemuda pemudi yang telah di brain washing ini dicekoki mindset bahwa penyelenggaraan negara diluar hukum Allah adalah sesat. Maka jangan heran bila pemerintah mereka anggap representasi dari sistem kafir sehingga layak dibunuh berikut pula dengan perangkatnya (TNI Polri).

Maka membom tempat ibadah, kantor polisi, simbol simbol kedaulatan pemerintah adalah ladang pahala bagi Khawarij.

Jangan kita berpikir mereka tengah bersiasat, berafiliasi dengan parpol tertentu atau melakukan intrik politik guna tercapai suatu maslahat. Sama sekali tidak. Bagaimana mungkin mereka bekerja sama dengan elemen lain sementara mereka mengeksklusifkan diri ? 

Apa yang mereka lakukan semata mata ibadah dalam rangka mendekatkan diri pada Tuhannya persis sebagaimana Khawarij Ibnu Muljam yang membunuh khalifah Ali bin Abi Thalib. Mereka bergerak mendapat nafas dari donatur fundamental berskala internasional macam ISIS.

Sungguh syubhat/kerancuan berpikir yang mereka derita menyimpang sejauh jauhnya jalan dari Islam 

Metode Beragama Khawarij
Khawarij sangat keras dalam beragama. Sayangnya hanya mengandalkan semangat namun miskin ilmu. Cenderung memahami makna sebuah nash hukum secara letterlijk alias saklek.

Tidak ada ulama di barisan khawarij. (Ya iyalah, ulama sunnah mana yang membolehkan caci maki pemerintah? teriak kofar kafir,  bam bom, bunah bunuh? Ngeri amat).

Khawarij menghalalkan darah umat muslim yang tidak mengakui daulah, manhaj dan imam mereka. Disisi lain mereka juga kerap berfatwa menggunakan logika patah. Contohnya saja saat khalifah Ali bin Abi Thalib berijtihad melaksanakan perjanjian damai dengan Mu'awiyah.

Serta merta kaum Khawarij menuding Ali kafir tidak berhukum dengan hukum Allah. Menurut mereka Muawiyah dan pasukannya harus dibasmi habis. "ALI BUKAN AMIRUL MUKMININ. OLEH SEBAB IA BUKAN AMIRUL MUKMININ, MAKA SUDAH PASTI ALI AMIRUL KAFIRIN !" Lihatlah, bagaimana logika patah mereka bekerja. Maka sahabat nabi yang dicintai Allah Ta'ala : Ali bin Abi Tholib radhiyallahu anhu mereka kafirkan lalu mereka bunuh ! Na'udzubillah.

Kontroversi Khawarij Dalam Bertindak
Sebagaimana yang telah diulas diatas, rata rata mereka yang terpapar radikalisme Khawarij adalah anak muda yang penuh semangat bela agama namun miskin ilmu. Terutama ilmu fiqih. Akibatnya mereka "sumbu pendek" atau bengis, suka berdebat dan enteng mengkafirkan orang. Mereka sangat berbahaya sebab mudah menumpahkan darah manusia dan bertindak ngawur diluar logika.

Bagaimana mungkin mereka bergabung dengan zionis Yahudi memerangi Hamas dan membantai muslim Palestina? Di Suriah mereka menjelma menjadi monster bernama ISIS yang membunuh pihak yang saling bertikai, baik dari kalangan ahlusunnah ataupun Syi'ah rafidhah. Di Madinah mereka hendak membom masjid Nabawi (alhamdulillah ketahuan) dan di Makkah mereka tertangkap tangan hendak membakar kiswah Ka'bah.

Kebodohan macam apa dari seorang yang mengaku Islam namun hendak membom masjid nabinya yang mulia? Brutal, sadis dan beyond imagination. Jangankan kita, bahkan para ulama pun mengingkari sepak terjang mereka.

Dalam hadits dipaparkan bahwa kelak di akhir zaman kaum khawarij bergabung dengan Dajjal melawan umat muslim, nabi Isa dan imam Mahdi. Adakah yang lebih pandir dan bebal melebihi mereka ?

Singkat cerita, kehadiran dan kerusakan mereka telah di nubuwahkan nabi 1.400 tahun yang lalu dalam hadits shahih Bukhari.

Khawarij, Benalu Besar Bagi Umat Islam
Alangkah dahsyatnya kerusakan yang ditimbulkan khawarij. Pemahaman mereka yang picik kaku dalam beragama menimbulkan fitnah yang menyasar umat muslim.

Lihat, bagaimana reaksi awam saat melihat orang memakai peci gamis membawa ransel masuk ke mall ? Atau perempuan bercadar menaiki bis umum ? Orang orang akan merasa takut tak nyaman. Padahal saudara saudari kita ini bukan teroris. Mereka tengah menjalankan syari'at Tuhannya.

Atau bagaimana ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat saat berkunjung ke negara tetangga. Setiba disana beliau mengalami proses interogasi panjang di bandara dengan serangkaian pertanyaan absurd macam, "Have you ever made a bomb sir ?" Hanya karena beliau berjanggut dan bercelana cingkrang.

Masih ingat? Pasca bom Bali beberapa negara mengeluarkan kebijakan travel warning pada warganya agar jangan ke Indonesia. Keamanan dan legitimasi negara tercoreng karena ulah Khawarij. Sektor pariwisata dan investasi terancam sepi.

Di Prancis dan negara negara Eropa lain yang mengalami teror bom Khawarij, masyarakat awam tak berpikir panjang. Mereka mempersekusi muslim minoritas. Mulai di bully, dilempar batu, ditarik paksa hijabnya dan serangkaian pelecehan lain. Namun perlahan stigma negatif Islam di benua Eropa memudar seiring dengan maraknya syi'ar dan dakwah. Ditambah dengan cara pandang masyarakat sana yang kritis.

Bagaimana Cara Melawan Khawarij ?
Hanya ada satu : Hajar mereka dengan ilmu ! Sebab tindak represif dan kekerasan justru mereka harapkan. Masih segar dalam ingatan ketika pelaku teror berhasil dilumpuhkan aparat polisi beberapa waktu yang lalu, ia menangis meraung raung minta dibunuh agar syahid mendapat pahala besar dan masuk Surga. Tentu saja kemauannya diabaikan aparat. Sepanjang perjalanan menuju kantor, si pelaku teror meratap ratap minta dihabisi nyawanya. Ia merasa perjuangannya sia sia bila tidak syahid. Sungguh mereka perlu pembinaan guna merehabilitasi akidah yang telah rusak parah.

Telah tiba saatnya bagi pemerintah, TNI Polri dan ulama ahlussunnah agar lebih pro aktif bergandeng tangan mengagendakan kajian fiqih syar'i keseluruh penjuru Indonesia. 

Target dakwah dititik beratkan pada anak muda kita terkait indahnya Islam dan bahayanya pemikiran radikalisme Khawarij. Sebagaimana pesan ulama Abuz Zubair untuk memasukkan akidah beragama yang benar dan manhaj yang lurus dalam kurikulum pelajaran sekolah. 

Kabar gembiranya, ulama kita seperti ustadz Firanda dan ustadz Syafiq telah lebih dulu bekerja sama dengan aparat Polri guna mendakwahkan ajaran Islam yang haq.

Sebab sekali lagi : yang disasar gembong  Khawarij adalah anak anak muda di sekolah dan perguruan tinggi yang memiliki semangat besar dalam beragama namun minim ilmu.

Stop Benih Benih Radikal Di Lingkungan Kita
Saling rangkul, saling merapat, jangan acuh ! Perhatikan warga baru dilingkungan kita. Waspada bila mereka tinggal di kontrakkan namun tertutup tidak membaur pada warga. Lebih lebih bila rumahnya kerap dikunjungi tamu asing. Jangan ragu, laporkan segera pada RT atau pamong setempat. Preventif tidak ada salahnya kok.

Demikian pula halnya dalam rumah, perhatikan tumbuh kembang putra putri kita. Jangan sampai menyesal. Lihat, betapa hancurnya hati ayah Zakiah Aini saat beliau mengetahui putrinya terpapar radikalisme Khawarij dan menyerang mabes Polri.

Bila putra putri kita mengaji, maka perhatikan dari mana sumber ilmu yang mereka ambil. Bila setelah mengaji justru mengeksklusifkan diri, pemarah, jauh dari keluarga, enteng sekali mengucap kafir, maka besar kemungkinan ia terpapar radikalisme Khawarij.

Semoga bermanfaat.

"Saya garis bawahi bahwa radikalisme itu tidak bisa di identikkan dengan Islam. Radikalisme itu oknum atau kelompok !"
(Komjen Idham Azis)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun