Menurut Bamset, selama 3 tahun terakhir, Relintas memang konsisten hadir di tengah para duafa yang tak pernah mendapatkan bantuan dari negara. Baik Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tunai (BST) mau pun Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dengan berbagai penyebab. Otomatis, orang- orang malang itu hidupnya memiliki ketergantungan lumayan tinggi terhadap Relintas.
" Saban awal bulan, kita bagikan sembako kepada sekitar 73 orang duafa yang tersebar di 3 Kabupaten/ Kota. Angka duafa ini, bisa naik bisa turun, kadang ada yang meninggal dunia atau sudah mendapatkan bantuan," ungkap Bamset.
Selain pembagian sembako, lanjut Bamset, pihaknya juga rutin menggelar bedah rumah, kunjungan duafa dan bazar pakaian layak pakai gratis (tiap 3 bulan sekali). Kendati dalam skala kecil, pihaknya berupaya memenuhi papan, sandang serta pangan bagi duafa- duafa malang. " Untuk itu, kita sangat berterima kasih terhadap para donatur yang saban bulan rutin mengirim donasi," jelasnya.
Jalannya bakti sosial (Baksos) sendiri, usai menikmati tumpeng nasi biryani, 60 relawan dibagi menjadi 9 tim. Pk 10.30, mereka mulai bergerak meninggalkan basecamp sembari menenteng paket sembako. Kebetulan, Bamset mendapatkan jalur pedesaan Kabupaten Boyolali yang berjarak 40 an Km dari Kota Salatiga.
Bila relawan lainnya sekitar Pk 14.00 menyatakan tugasnya sudah selesai, berbeda dengan timnya Bamset, mereka masih berkutat di Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali.
Bahkan, Pk 15.00, saat tugasnya membagikan 9 paket sembako selesai, mereka bertemu dengan calon sasaran berbagi, yakni Wahyuni (29) warga Dusun Glagah Ombo RT 9 RW 3, Desa Blumbang, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali. Di mana, gadis berperawakan gemuk ini, selain anak seorang janda duafa, juga mengalami keterbelakangan mental dan tuna wicara.
Eloknya, kendati termasuk katagori duafa, namun, Wahyuni tak mendapatkan PKH khusus disabilitas. Bahkan, sang ibu bernama Suminem (52) baru menerima BST dalam dua bulan terakhir. Terkait hal itu, Bamset segera memasukkan nama Wahyuni sebagai anak asuh Relintas. Hingga akhirnya, pk 16.30, tim yang bertugas di pedesaan Boyolali merampungkan tugasnya.
#Dibilang lelah ya lelah, tapi kalau melihat duafa lumpuh, gangguan jiwa atau tuna wicara bisa tertawa, rasanya semua rasa lelah itu lenyap seketika. Rasanya , kita jadi ikut bahagia melihat senyum mereka," kata Bamset. (*)