Sekitar pk 17.00 seluruh pekerjaan akhirnya tuntas juga, sebuah rumah sederhana layak huni untuk Pasutri Slamet dan Munjiati berhasil diwujutkan. Sebelum kegiatan ditutup, Bamset juga menyerahkan donasi berupa dipan kayu, kasur, bantal serta 2 buah loker plastik donasi Opix Van Persie. " Berbagai barang donasi ini untuk kepentingan membuka praktek pijat mas Slamet," kata Bamset.
Bamset sendiri mengaku haru sekaligus berbahagia atas kerja keras relawannya, sebab, selain harus berhari- hari lembur , mereka juga bekerja sembari berpacu dengan waktu. Bahkan, salah satu relawan bernama Yehuda (40) yang merupakan warga Kota Semarang, memaksa diri berangkat pagi agar bisa bergabung dengan rekan- rekannya. " Saya cuma ingin ikut berbagi saja," jelas Yehuda yang berasal dari NTT.
Itulah sedikit catatan tentang kegiatan pembuatan rumah layak huni untuk Pasutri tuna netra yang berstatus sebagai duafa, kendati berpacu dengan cuaca yang tak ramah, namun, sesuai jadual, pk 17.00 dinyatakan tuntas. Slamet yang sementara ini belum mendapatkan PKH mau pun program RTLH, akhirnya mampu memiliki rumah sendiri. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H