Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memerdekakan Duafa ala Relawan Salatiga

20 Agustus 2019   16:52 Diperbarui: 20 Agustus 2019   17:08 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerangka rumah dalam waktu singkat sudah berdiri (Foto: dok pri)

Pemasangan usuk dan reng untuk penyangga genting (Foto: dok pri)
Pemasangan usuk dan reng untuk penyangga genting (Foto: dok pri)
Bila sebelumnya dari relawan yang di lapangan melaporkan bahwa rumah mbah Mukmin cukup dibedah, belakangan agenda berubah. Pasalnya, nyaris material lama berupa kayu tidak bisa dipertahankan lagi akibat lapuk dimakan usia. " Melalui diskusi cukup panjang, diputuskan harus dibangun mulai nol artinya rumah lama akan diratakan dulu," jelas Bamset.

Lagi- lagi relawan harus koordinasi dengan warga, sebab, tak mungkin relawan berlama- lama dalam menangani agenda ini. Untuk itu, warga diminta H-1 mau bergerak meratakan bangunan semi permanen yang ada. Sedangkan relawan bakal beraksi di hari H. " Alhamdulillah, setelah berkoordinasi warga menyetujuinya," tutur Bamset.

Para relawan KOMPAK Ampel, Kabupaten Boyolali ikut beraksi (Foto: dok pri)
Para relawan KOMPAK Ampel, Kabupaten Boyolali ikut beraksi (Foto: dok pri)
Menjelang hari H, seluruh rumah mbah Mukmin sudah diratakan. Sementara para relawan yang telah menyeting kayu blandar, kuda- kuda mau pun kusen langsung mengirimkan material yang dibutuhkan ke lokasi. Hingga hari H, sedikitnya 50 personil Relintas memenuhi lahan sempit di lokasi. " Bahkan, kami juga mendapat pasokan dari relawan KOMPAK , Ampel, Kabupaten Boyolali," jelas Bamset.

Usai menerima brifieng dari Bamset, relawan langsung berpencar menjalankan tugasnya masing- masing. Relawan perempuan berikut anak- anaknya, seperti biasa bertugas melakukan pengecatan kalsiboard. Sedangkan relawan laki sigap mendirikan tiang, menaikkan kuda- kuda hingga mulai memasang usuk berikut rengnya.

Relawan perempuan ikutan menaikkan genting (Foto: dok pri)
Relawan perempuan ikutan menaikkan genting (Foto: dok pri)
Tepat pk 17.00, seluruh kegiatan pembuatan rumah untuk mbah Mukmin dihentikan. Kendati MCK belum dibuat, lantai masih berupa tanah liat, namun, rumah sudah bisa dihuni. Selanjutnya, pekerjaan tambahan akan dilakukan besok hari berduet dengan warga. " Warga sengaja kami beri kesempatan di hari ke dua agar tidak terjadi tumpang tindih," ungkap Bamset.

Akhirnya jadi juga rumah layak huni untuk mbah Mukmin (Foto: dok pri)
Akhirnya jadi juga rumah layak huni untuk mbah Mukmin (Foto: dok pri)
Setelah semuanya dinyatakan tuntas, belakangan masih ada sesuatu yang mengganjal. Mbah Mukmin yang kesehariannya memasak menggunakan tungku kayu, oleh Bamset ditawari satu set kompor gas. Sayang, beliau menolak, ia malah meminta tremos air panas dan kasur. Dalihnya, tremos lebih dibutuhkan di tengah malam atau pagi hari untuk membikin kopi. Sedangkan kasur, disebut- sebut dirinya tak mempunyainya.

Mbah Mukmin menerima kasur, bantal, tremos dll dari Bamset (Foto: dok pri)
Mbah Mukmin menerima kasur, bantal, tremos dll dari Bamset (Foto: dok pri)
Tanpa menunggu lebih lama, baik tremos mau pun kasur (busa) berikut bantal gulingnya segera direalisasikan relawan. Tentunya tak ketinggalan selimut dan sprei agar kakek tersebut mampu merasakan kehangatan di malam hari. Itulah momen memerdekakan duafa ala relawan Kota Salatiga. " Kami berharap, daerah- daerah lain bisa muncul komunitas- komunitas sosial seperti ini," ujar Bamset seraya menambahkan masih banyak duafa- duafa di luar sana yang belum tersentuh tangan panjang pemerintah. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun