Setelah sempat tertunda, akhirnya Relawan Lintas Komunitas (Relintas) Kota Salatiga mampu memerdekakan seorang duafa dari belenggu kemiskinan.Sebuah rumah sederhana menjadi hunian Mukmin (76) warga Pulutan Lor RT 02 RW 02, Pulutan, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Seperti apa proses pembangunan tempat tinggal lelaki uzur itu  ? Berikut catatannya.
Sekitar 6 bulan silam, seorang personil Relintas melaporkan keberadaan Mukmin, duda duafa yang menempati rumah berukuran 4 X 8 meter berbahan kayu lapuk, campur anyaman bambu yang terletak di gang sempit. Bambang Setyawan alias Bamset selaku penanggungjawab komunitas sosial tersebut, langsung melakukan pengecekan lokasi.
Mengutip penuturan mbah Mukmin, lahan yang ditempatinya sebenarnya merupakan tanah wakaf untuk didirikan mushola. Karena warga belum memiliki dana, akhirnya lahan kosong itu ditempatinya. Saban hari, ia hanya ditemani kucing- kucing liar yang sengaja diberinya makan nasi plus ikan asin. Kendati begitu, dirinya sangat aktif menjalankan ibadahnya.
Mbah Mukmin mengaku, setiap hari, bila ada ada stock beras di rumahnya, maka dirinya menanak nasi sebanyak segelas atao 1/4 Â kilogram. Sedangkan lauk yang menemaninya, ya ala kadarnya. Kebetulan kakek tersebut relatif mudah dalam hal makan. " Ibarat dengan ikan asin pun tak masalah, karena memang beliau sering berbagi dengan kucing- kucingnya," ungkap Bamset.
Hingga akhirnya, menjelang HUT Kemerdekaan RI ke 74, Relintas menilai merupakan saat yang tepat untuk memerdekakan mbah Mukmin. Selain kebutuhan makan dan sandangnya sudah tercukupi, maka, sebagai pelengkap dirinya akan dibuatkan rumah sederhana lengkap dengan fasilitas MCK nya.
Untuk memerdekakan mbah Mukmin, tentunya ada beberapa tahab yang harus dilalui. Di mana, selain ijin kepada pemilik lahan (mutlak), koordinasi dengan Ketua RT setempat mau pun warga dan saat semuanya beres, tinggal menghitung segala kebutuhan material. Terkait hal itu, Bamset menugaskan tim bedah rumah guna melakukan langkah- langkah yang perlu ditempuh.
Berdasarkan laporan tim bedah rumah, ternyata tak ditemui kendala yang berarti. Bahkan, ibu- ibu warga di sekitar rumah mbah Mukmin akan menyediakan logistik berupa makan siang plus snack. Kebetulan, di wilayah yang sama tinggal rekan Kompasianer Semuel S Lusi, sayang karena kesibukannya, beliau susah ditemui.