Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Lutfiana Sayang, Lutfiana Malang

10 April 2019   17:27 Diperbarui: 11 April 2019   20:33 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inilah rumah peninggalan mendiang ibu Lutfiana (foto: dok pri)

Eloknya, saat itu Lutfiana yang tengah kelaparan, ternyata tak tersedia makanan apa pun. Satu- satunya yang tersedia hanyalah air putih, untungnya relawan sudah mengantisipasinya dengan menyiapkan biskuit. Sedangkan susu yang harusnya dikonsumsi Lutfiana, ternyata menjadi barang mewah bagi gadis malang itu.

Kondisi kamarnya yang sempit, ditambah tanpa adanya lobang ventilasi, membuat suhu di dalamnya terasa pengap. Terlebih lagi, aroma pesing menyebar, maka lengkaplah derita gadis tersebut. " Idealnya , Lutfiana dibuatkan kamar di depan. Sehingga, udaranya lebih sehat," kata Bamset.

Melihat keadaan yang sangat memperihatinkan ini, relawan yang tergabung dalam Relintas mau pun simpatisannya, langsung bereaksi. Tanpa diminta, mereka segera mendonasikan Pampers, susu, bikcuit dan uang. Padahal, menurut penjelasan Bamset, pihaknya belum membuka donasi karena kebutuhan Lutfiana untuk sementara mampu ditangani Relintas.

Donasi dari relawan dan simpatisan Relintas (foto: dok pri)
Donasi dari relawan dan simpatisan Relintas (foto: dok pri)

Bamset mengaku terharu atas respon spontan dari relawan mau pun simpatisan Relintas. Pihaknya mengaku sering menangani sejenis, biasanya setelah membuka donasi, banyak hamba Allah yang tergerak hatinya. " Sedangkan untuk kasus Lutfiana, kami belum open donasi. Namun, sampai hari ini sudah terkumpul uang sebesar Rp 2,6 juta," ujarnya.

Padahal, lanjut Bamset, pihaknya sebenarnya menginginkan agar dinas terkait (Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang) bisa mengevakuasi Lutfiana ke Rumah Sakit terdekat agar ada pemulihan gizi. Sebab, bila gizi buruk yang menimpa Lutfiana bisa dipulihkan, keungkinan besar otot tangan serta otot punggungnya memiliki tenaga.

"Sayangnya, sudah tiga hari ini keberadaan Lutfiana masih dicuekin. Entah lagi sibuk apa mereka, sehingga hanya relawan saja yang memiliki kepedulian. Padahal, secara kasat mata bisa dilihat kalau Lutfiana teramat sangat membutuhkan perawatan medis" kata Bamset sembari menambahkan ekspektasi yang dimilikinya ternyata sangat berlebihan (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun