Saya jadi termenung melihat kondisi Candi Plaosan (foto: dok pri)
Rupanya Andi dan Sari merupakan pasangan korban mitos yang menyebutkan bila pasangan kekasih berkunjung ke Candi Plaosan, maka diyakini hubungan keduanya bakal langgeng hingga uzur. Hal tersebut, ternyata tidak hanya dipercayai oleh Andi, tetapi banyak anak- anak muda lainnya yang menelan mentah adanya mitos itu.
Keberadaan mitos yang mampu melanggengkan pasangan bila mau mengunjungi Candi Plaosan, rupanya terkait erat dengan sejarah yang membalut dibangunnya candi ini. Dalam prasasti Cri Kahulunan tahun 842 Masehi, disebutkan bahwa Candi Plaosan Lor dibangun untuk Ratu Sri Kahulunan yang mendapat support penuh sang suami. Kisah asmara berbeda agama itu rupanya melekat erat di benak masyarakat sehingga memunculkan mitos tentang langgengnya pasangan yang mau berkunjung ke Candi Plaosan.
Tumpuan bebatuan di bagian barat Candi Plaosan (foto: dok pri)
Terlepas dari adanya mitos atau tidak, kawasan Candi Plaosan memang memiliki daya pikat tersendiri. Terlebih lagi saat menjelang matahari terbenam, sinar matahari yang membalut kawasan candi terlihat sangat indah. Hanya sayang, bebatuan yang teronggok di setiap sudut cukup mengganggu pemandangan. Sisa peradaban masa lalu itu, harusnya mampu direstorasi sehingga bakal mengundang wisatawan manca negara.
Tumpukan bebatuan di bagian timur Candi Plaosan (foto: dok pri)
Bila sekian ratus tahun yang lalu, ketika nenek moyang kita yang 100 persen buta huruf, ternyata mampu membangun candi- candi yang begitu indah, dengan arsitektur yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, kenapa setelah bangsa ini menjadi besar, di era teknologi yang sedemikian canggih, ternyata tak mampu merestorasinya ? Duh...Sangat disayangkan. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya