Bah ! Trus apa manfaatnya kalau dipandu seorang tunawicara? Memangnya dia bisa memberikan penjelasan? Karena kami pikir percuma adanya, akhirnya kami memilih tidak memasuki bangunan Gereja Ayam.
Lebih baik, kami menggali data melalui warga setempat saja. Wong maunya berdiskusi sembari ngobrol tentang sejarah berdirinya bangunan ini, malah diberi pemandu yang tak mampu berkomunikasi.
Setibanya di lokasi bukit tak bernama, Daniel sempat bermeditasi semalaman. Akhirnya, ia memutuskan bahwa lahan inilah yang dimaksud dalam mimpi- mimpinya. Karena sudah merasa mantap, tahun 1990-an dirinya melakukan pembebasan lahan.
Hingga tahun 1992, dimulailah pembangunan tempat ibadah umat Kristen. " Nama Bukit Rhema sendiri yang menamainya ya pak Daniel, artinya kalau tidak salah adalah firman hidup," ungkap warga yang menolak disebut namanya.
Empat tahun kemudian, muncul penolakan warga yang kurang setuju atas keberadaan Gereja Ayam. "Penyebutan Gereja Ayam sebenarnya juga keliru, karena yang dianggap kepala ayam itu merupakan kepala merpati, simbol perdamaian," tutur warga yang sama.
Apa yang disampaikan warga tersebut, memang benar adanya. Meski dikenal sebagai Gereja Ayam yang konotasinya merupakan tempat ibadah umat Kristiani, namun saat kami berkeliling, terlihat adanya mushola kecil lengkap dengan fasilitas wudlunya. Demikian catatan mengenai keberadaan Gereja Ayam yang sempat menarik perhatian produser film AADC 2 sehingga menjadikan lokasi ini tampil di layar lebar. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H