Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ilham, Remaja Cerdas Ini Lumpuh akibat SGB

10 Oktober 2018   14:45 Diperbarui: 10 Oktober 2018   16:59 3508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Siti saat menuturkan perihal penyakit anaknya (foto: dok pri)

Sayang kegemberiaannya tak berlangsung lama, faktor ekonomi orang tuanya tidak memungkinkan untuk menyediakan biaya trasportasi antar jemput. Ilham terpaksa harus mengubur keinginannya sekolah di SMP favorit.

Bu Siti saat menuturkan perihal penyakit anaknya (foto: dok pri)
Bu Siti saat menuturkan perihal penyakit anaknya (foto: dok pri)
Karena minat belajarnya sangat tinggi, akhirnya Ilham mengikuti kegiatan belajar di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mitra Harapan di Dusun Bawang, Desa Tukang, Kecamatan Pabelan, kabupaten Semarang yang berjarak sekitar 15 kilometer dari rumahnya. "Saat ini Ilham tercatat sebagai siswa kelas 3 Kejar Paket B," jelas ibunya.

Untuk berangkat ke PKBM Mitra Harapan, Ilham dengan didampingi ibunya harus naik ojek, pulang pergi tarifnya Rp 50.000. Di mana, setelah tiba di lokasi, dibantu guru- guru lainnya, Ilham digendong selanjutnya didudukkan di bangku. Begitu pun saat pelajaran usai, ia kembali digendong hingga tubuhnya duduk di jok sepeda motor.

Bertahun-tahun Ilham mengalami masa sulit, meski begitu, ia tetap antusias mengantongi ijasah Kejar Paket B. Baginya, kaki boleh lumpuh namun otaknya harus encer. "Saya ingin otak saya nantinya bermanfaat dan tidak bergantung pada orang lain," kata Ilham.

Hampir 6 tahun terjangkit penyakit langka, tetapi rupanya pihak pemerintah Kabupaten Semarang (dalam hal ini Dinas Kesehatan) sepertinya kurang memberikan perhatian terhadap diri Ilham. 

Menurut ibunya, sampai sekarang belum pernah ada utusan dinas terkait untuk sekedar mendalami penyakit yang diderita Ilham. "Satu- satunya bantuan yang pernah diterima hanya sebatas kursi roda dari Program Keluarga Harapan," ungkap Siti.

Bu Siti dengan yah kandungnya di rumahnya (foto: dok pri)
Bu Siti dengan yah kandungnya di rumahnya (foto: dok pri)
Berat Tinggal 20 Kilogram                     

Kursi roda yang merupakan bantuan satu- satunya dari pemerintah itu, kata Siti, belakangan menganggur. Pasalnya, kondisi Ilham terus memburuk. Bila sebelumnya kelumpuhan hanya menyerang di bagian kaki, sekarang dua tangan remaja tersebut sudah mendekati lumpuh. Baik tangan kanan mau pun kiri, dagingnya raib, sehingga menyerupai dua kakinya, yakni tinggal tulang dibalut kulit.

Dua tangan yang vital itu, untuk sekedar berjabat tangan saja kesulitan. Menurut Ilham, tangannya seakan tak bertenaga. Begitu pun otot punggungnya, sekarang juga kehilangan tenaga. Bila sebelumnya saat berbaring mampu duduk sendiri, dalam satu tahun terakhir perlu bantuan orang lain ketika ingin duduk.

Ilham mengakui, nafsu makannya tidak berubah sedikit pun, apa pun makanan yang tersaji mampu dinikmatinya. Namun, kendati begitu, sepertinya gizi dan nutrisi yang masuk ke tubuhnya tak bisa dicerna dengan baik. Terbukti, tubuhnya makin kurus, bahkan bobotnya tinggal tersisa 20 kilogram di usianya yang 15 tahun.

Dengan bobot yang hanya 20 kilogram, praktis Ilham tak mampu beraktivitas apa pun. Bergeser sedikit harus dibantu sang ibu, demikian pula ketika ingin duduk, ia harus memanggil ibunya. "Apa pun keperluan di luar yang membutuhkan waktu cukup lama, tak mungkin bisa saya lakukan. Karena setiap saat Ilham butuh saya," ujar ibu yang luar biasa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun