Hingga waktu yang telah ditentukan, sedikitnya 50 relawan tiba di lokasi. Sementara material secara keseluruhan sudah dipindahkan warga, begitu pun dengan genting mau pun usuk, semuanya sudah diturunkan. Hanya yang menjadi masalah, ternyata tiang blandar hingga kuda- kuda rumah, ternyata tak satu pun yang bisa dipakai karena dimakan rayap.
Pk 13.00, selepas makan siang bersama warga, pembuatan tiang blandar mau pun kuda- kuda telah selesai. Maka, aksi segera dimulai guna mengejar tenggat waktu. Hampir dua jam penuh para relawan dan warga bahu membahu, hasilnya rangka rumah dinyatakan siap dipasang usuk. Tepat pk 17.00, seluruh genting terpasang sehingga dinding kalsiboard segera dipasang.
Karena tinggal finishing dan pengerjaan teras, akhirnya Senin (7/8) seluruh pekerjaan berhasil dituntaskan.
Di sinilah muncul keharuan, mbah Waliyah yang selama bedah rumah diungsikan ke rumah warga, ia seperti tak sabar untuk menempati rumah barunya. Nenek yang telah pikun itu, segera bergegas pulang. Duh ! Gestur mau pun wajah duafa ini terlihat bahagia saat memasuki pintu rumahnya, bahkan, dirinya memaksa para relawan untuk berfoto bersama.
Menurut Bamset sendiri, Relintas nantinya akan kembali membedah rumah milik duafa- duafa di wilayah Kabupaten Semarang. " Jangan mengenal kosa kata penat dalam berbagi," ujarnya. (*)