Karena penghasilannya dari membuat sapu lidi tak menentu, maka untuk makan sehari- hari Sutiyem lebih banyak dibantu tetangga. Meski begitu, namanya saja membantu ya tak mungkin bisa dilakukan setiap saat. Sebab, masing- masing mempunyai kesibukan sendiri- sendiri. Jadi, tergantung waktu luang atau pas longgar saja.
Saat kamarnya dilongok, beragam barang seperti biskuit, pakaian hingga benda- benda tak terpakai lainnya teronggok begitu saja. Rumah type RSSS ini tidak dilengkapi fasilitas MCK. Untuk membuang hajat, Sutiyem memanfaatkan kebun bambu atau sungai yang mengering. " Kalau cebok, biasanya ke Masjid yang berjarak sekitar 50 meter," ungkap Napsiah.
Hampir satu jam kami menunggu kedatangan Sutiyem, sayang beliau tidak datang juga. Karena masih ada urusan lain, maka sembako yang bisa dimanfaatkan sekitar 2 minggu kami titipkan pada mbah Kamtilah. Kami berpesan, lusa mendatang kami akan sowan lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H