Kondisi alam yang serba hijau di pinggang Gunung Merbabu, sepertinya sangat layak untuk dijajakan sebagai destinasi wisata. Dengan ketinggian mencapai 1500 mdpl, otomatis udaranya dijamin sejuk dan bersih. Terkait hal itulah, hutan pinus Kayon di Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang berbenah guna menjaring wisatawan.
Untuk menuju hutan pinus yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGM) relatif mudah. Yakni, dari arah Salatiga, beloklah ke kiri saat sampai di pertigaan Desa Jampelan Getasan. Setelah itu, saat sampai di perempatan Wonosari,ambil arah ke Desa Krangkeng (belok kanan). 5 menit kemudian sudah tiba di lokasi yang sekarang diberi nama Pesona Wisata Alam Kali Pasang (PWAKP).
Untuk ngadem di sini, pihak BTNGM Resort Kopeng selaku pengelola, hanya memungut biaya masuk sebesar Rp 5.000 plus asuransi Rp 1.000 perorang. Di mana, dengan biasa yang relatif murah tersebut, pengunjung bebas seharian berkeliaran di hutan pinus. Biasanya, wisatawan lokal  lebih banyak berselpie di antara rimbunnya pepohonan.
Saat bulan Ramadhan, waktu yang pas berlibur di sini, yakni pk 14.00-15.00. Pasalnya, udara dingin mulai terasa di kulit, sinar matahari juga tak terik lagi. Biasanya, mendekati pk 16.00, kabut pun mulai turun membalut hutan. Sehingga, sembari menunggu berbuka, sepertinya pas berlama- lama di sini. " Kalau untuk mengusir rasa lapar dan haus, paling tepat ya di hutan pinus ini," kata Yekti Lestari, perempuan cantik asal Kota Salatiga.
Apa yang diungkapkan Yekti, diamini oleh Katrien warga Ungaran, Kabupaten Semarang. Ia yang saban hari disibukkan dengan beragam pekerjaan kantor, nyaris tiap Sabtu atau Minggu, sering menghabiskan liburannya ke sini. Bahkan, dirinya mengaku akan menggelar camping bersama rekan- rekan komunitasnya. " Saya dan rekan- rekan berencana ngecamp di PWAKP minimal sehari semalam," jelas ibu cantik beranak dua itu.
Karena kebetulan saya belum mengetahui adanya fasilitas untuk camping di lahan pinus ini, maka, saya pun menyempatkan konfirmasi ke pihak BTNGM Resort Kopeng, Getasan, Kabupaten Semarang. Rinrin (30) selaku penanggung jawab PWAKP, saat ditemui membenarkan hal tersebut.  " Selain PWKP, ada dua lokasi lain yang bisa untuk camping yakni sekitaran Umbul Songo," jelasnya.
Syarat berkemah di areal milik BTNGM, selain harus mengajukan ijin tertulis ke BTNGM Â Boyolali dan BTNGM Resort Kopeng, tiap rombongan juga wajib membayar restribusi meliputi tiket @ Rp 10.000, asuransi Rp 1.000, Karang Taruna Rp 2.000, pengelola Rp 1.000 dan air , kebersihan serta keamanan Rp 3.500 hingga totalnya @ Rp 17.500.
Diakui oleh Rinrin, keberadaan PWAKP memang tak bisa dilepaskan dari warga setempat. Untuk itu, Karang Taruna ikut dilibatkan, khususnya dalam pengelolaan agar kelestarian hutan pinus mampu terjaga dengan baik. " Tanpa dukungan warga, hutan pinus bisa rusak tak terkendali," jelasnya.
Memang, hutan pinus di PWAKP teramat luas, sehingga untuk mengelilinginya membutuhkan stamina yang prima. Celakanya, petugas keamanan relatif minim, sehingga bila warga tak dilibatkan, maka pengawasan terhadap potensi bahaya kebakaran mau pun pencurian kayu bisa dikata amat lemah.
Ide merangkul Karang Taruna yang bersentuhan langsung dengan hutan pinus ini, sepertinya layak diapresiasi. Sebab, warga jadi merasa memiliki ribuan pepohonan dan tidak dianak tirikan. Bagaimana pun juga, langkah pengelola cukup cerdas dalam menjajakan hutan di wilayahnya. Dari hutan yang hanya berfungsi sebagai resapan air, mencoba diubah ke destinasi wisata. Mungkin saja nantinya mampu menginspirasi pengelola hutan lainnya.
Beberapa lokasi di PWAKP yang menjadi tempat favorit bagi pengunjung, di antaranya pohon bengkok, gardu pandang serta gazebo. Di mana, jelang sore hari, banyak rombongan keluarga berdatangan untuk menghabiskan waktu menunggu berbuka. Jadi, semisal anda menginginkan liburan murah meriah, tak ada salahnya mengunjungi PWAKP yang eksotis ini. Percayalah, ketika tengah menjalankan ibadah puasa, jarum jam serasa berlalu cukup cepat. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H