Kembali pada peringatan hari keagamaan, menjelang Natal, saat umat Kristiani menghiasi kampung dengan pernak pernik Natal, warga non Kristiani juga ikut terlibat. Hingga tiba di hari H, saat pemeluk agama Kristen menggelar kebaktian di Gereja, warga lainnya dengan sabar menunggunya di luar. Mereka menanti sekaligus menjaga prosesi kebaktian.
Lantas, bagaimana di hari Raya Idhul Fitri ? Kiranya momen serupa juga senantiasa digelar. Di mana, ketika umat Muslim tengah menggelar sholat Ied, warna non Muslim dengan setia menunggunya di luar Masjid. Begitu prosesi sakral selesai, warga pemeluk agama Kristen mau pun Budha langsung menyalami saudaranya yang akan merayakan hari Raya. Tak ada sekat sedikit pun, bahkan berbagi ketupat dan opor pun jadi hal yang lumrah adanya.
Itulah sedikit gambaran toleransi beragama di punggung Gunung Merbabu, di Dusun berpenduduk 175 KK ini, segala sesuatunya berjalan secara damai dan tentram. Tidak ada yang memaksakan kehendak sedikit pun, semuanya mengikuti ritme kehidupan sewajarnya. Oh ! Keren. Sepertinya, Indonesia layak belajar ke Thekelan. Sungguh, datanglah ke sini bila ingin menemukan kedamaian. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H