Menurut Atha, pihaknya akan bekerja sama dengan warga setempat untuk membongkar rumah Tayem. Karena ukurannya relatif kecil, diharapkan dalam tempo sehari bedah rumah bakal tuntas. " Dari unsur pamong desa sudah menyatakan dukungannya, jadi dalam bulan ini akan kami eksekusi," kata bintara Polri tersebut serius.
Diakui oleh Atha, selama berburu dhuafa di Kota Salatiga mau pun Kabupaten Semarang, pihaknya banyak menemukan janda- janda sebatangkara atau duda terlantar yang harusnya tinggal di panti jompo. Entah karena apa, mereka banyak memilih tinggal sendirian meski rumah yang dihuninya berdiri di atas lahan orang lain.
"Kalau untuk mbah Tayem, gubuknya berdiri di atas tanah miliknya sendiri. Jadi, misal nantinya ada program bedah rumah dari pemerintah, kami akan mengajukannya. Untuk bedah rumah yang kami lakukan, bersifat sementara," ungkap Atha.
Itulah cerita nestapa dari seorang nenek renta yang belakangan mendapatkan atensi penuh dari relawan Lensa. Di negri yang katanya gemah ripah loh jinawe ini, ternyata masih banyak dijumpai dhuafa-dhuafa di pelosok desa yang perlu mendapat perhatian pemerintah. Sayang, nasib baik belum berpihak pada dirinya, sehingga di usia senja masih terabaikan dalam kesendirian. (*)