Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nenek Tayem, Bertahun-tahun Makan dengan Lauk Bubuk Kacang Tanah

6 Februari 2018   16:00 Diperbarui: 6 Februari 2018   21:46 2676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian belakang rumah nenek Tayem (foto: dok pri)

Bagian belakang rumah nenek Tayem (foto: dok pri)
Bagian belakang rumah nenek Tayem (foto: dok pri)
Menanggapi keberadaan Tayem yang serba menyedihkan ini, Tri Wijaya atau biasa disapa Atha yang merupakan Ketua Lensa Kota Salatiga mengakui bahwa pihaknya telah mempunyai agenda membedah rumah Tayem. Ia berharap, nantinya setelah dilakukan bedah rumah, gubuk itu jadi lebih layak dihuni.

Menurut Atha, pihaknya akan bekerja sama dengan warga setempat untuk membongkar rumah Tayem. Karena ukurannya relatif kecil, diharapkan dalam tempo sehari bedah rumah bakal tuntas. " Dari unsur pamong desa sudah menyatakan dukungannya, jadi dalam bulan ini akan kami eksekusi," kata bintara Polri tersebut serius.

Diakui oleh Atha, selama berburu dhuafa di Kota Salatiga mau pun Kabupaten Semarang, pihaknya banyak menemukan janda- janda sebatangkara atau duda terlantar yang harusnya tinggal di panti jompo. Entah karena apa, mereka banyak memilih tinggal sendirian meski rumah yang dihuninya berdiri di atas lahan orang lain.

"Kalau untuk mbah Tayem, gubuknya berdiri di atas tanah miliknya sendiri. Jadi, misal nantinya ada program bedah rumah dari pemerintah, kami akan mengajukannya. Untuk bedah rumah yang kami lakukan, bersifat sementara," ungkap Atha.

Itulah cerita nestapa dari seorang nenek renta yang belakangan mendapatkan atensi penuh dari relawan Lensa. Di negri yang katanya gemah ripah loh jinawe ini, ternyata masih banyak dijumpai dhuafa-dhuafa di pelosok desa yang perlu mendapat perhatian pemerintah. Sayang, nasib baik belum berpihak pada dirinya, sehingga di usia senja masih terabaikan dalam kesendirian. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun