Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nenek Tayem, Bertahun-tahun Makan dengan Lauk Bubuk Kacang Tanah

6 Februari 2018   16:00 Diperbarui: 6 Februari 2018   21:46 2676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan Tayem (80) janda uzur asal Dusun Gejugan  RT 24 RW 05, Cukilan, Suruh, Kabupaten Semarang benar-benar sangat menyedihkan. Selain tinggal di rumah yang tak layak, ia juga bertahun-tahun makan dengan lauk bubuk kacang tanah olahan sendiri.

Apa yang disebut rumah tempat tinggal Tayem, sebenarnya lebih mirip gubuk berukuran sekitar 3 X 6 meter, terletak cukup jauh dari para tetangganya. Bangunan yang dibuat menggunakan material papan dan anyaman bamboo tersebut, sudah terlihat lapuk. Sana sini banyak lubang sehingga, tanpa menggunakan pendingin udara pun, di dalam ruangan terasa sejuk. Pasalnya, angin leluasa menerobos masuk.

Tayem tinggal sendirian, satu-satunya anak semata wayangnya tinggal cukup jauh, celakanya ekonomi sang anak juga kembang kempis. Untuk mengisi hari tuanya, Tayem memelihara beberapa ekor ayam yang saban malam juga tidur di dalam gubuk miliknya. Artinya, rumah yang ditempatinya juga merangkap sebagai kandang ayam.

Ruangan dalam rumah nenek Tayem (foto: dok pri)
Ruangan dalam rumah nenek Tayem (foto: dok pri)
Duh, susah membayangkan kehidupan sehari-hari nenek renta ini. Di rumahnya tak terlihat adanya kamar mandi mau pun toilet, setiap buang hajat, ia harus menuju sumur tetangga yang berjarak sekitar 50 meter. Sedangkan malam hari, untuk menerangi kegelapan, ia memanfaatkan lampu minyak yang biasa disebut lampu senthir.

"Kita yang sehat sulit membayangkan seandanya mbah Tayem mendadak masuk angin, begitu pun ketika hujan, dengan kondisi rumah seperti itu, kita khawatir terjadi apa- apa yang tak kita inginkan," kata Kartini Riko, salah satu relawan Lentera Kasih untuk Sesama (Lensa) Kota Salatiga, Selasa (6/2) siang.

Menurut Kartini yang rutin menyambanginya, Tayem sebenarnya sangat kurang nutrisi. Sebab, saban hari dirinya hanya makan nasi ditemani lauk berupa bubuk kacang yang diolahnya sendiri. Kadang, saat nasib baik berpihak padanya, ada tetangga yang memberi sayuran. Selebihnya, sarapan, makan siang hingga makan malam, menu lauknya tetap, yakni bubuk kacang.

Menyiapkan kacang tanah untuk lauk tetapnya (foto: dok pri)
Menyiapkan kacang tanah untuk lauk tetapnya (foto: dok pri)
Begitu pun saat beristirahat melepas penat, Tayem ditemani bantal dan selimut lusuh yang jelas- jelas tak layak pakai. Demi melihat hal tersebut, relawan Lensa sempat mengirimkan bantal, guling serta selimut bagi Tayem. Sebab, bagaimana pun juga, tubuh rentanya tidak mungkin terus menerus mampu menahan terpaan angin.

"Beliau sudah sejak bulan Desember jadi sasaran bantuan Lensa, setiap dua minggu sekali, kita mengirim sembako ke rumah mbah Tayem," ungkap Kartini.

Bedah Rumah

Secara kasat mata, gubuk yang ditinggali Tayem terlihat tak layak dihuni, apa lagi oleh perempuan sepuh seperti dirinya. Di mana, dari ruangan dalam, nampak jelas banyaknya lubang-lubang di dinding anyaman bambu. Begitu pun lantai tanah liat, saat terkena percikan air, menjadi licin dan rawan menjatuhkan penghuninya.

Namun, kendati hidup serba menyedihkan, Tayem tak kehilangan selera humornya. Ia selalu tersenyum menyambut tamu yang berkunjung ke rumahnya. Sedangkan perabot rumahnya yang serba tradisional, terlihat cukup terawat. "Kalau pas tak ada pekerjaan, saya bersih- bersih rumah," ungkapnya dalam bahasa Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun