Apa yang terlintas pada benak anda bila mempunyai beragam ban bekas? Paling banter diberikan orang lain. Namun, di tangan Muslih (48) warga Tingkir Tengah RT 3 RW 3, Tingkir, Kota Salatiga, limbah transportasi itu mampu dibuat seperangkat kursi teras seharga ratusan ribu. Seperti apa cara membuatnya, berikut catatannya.
Setiap kali melewati jalan raya Tingkir- Suruh kilometer 1, para pengguna jalan pasti melihat deretan kursi- kursi berwarna hitam dipajang di halaman rumah Muslih. Ya, kursi- kursi yang berbahan baku ban bekas itu memang sengaja dijajakan agar menarik perhatian konsumen. " Ini untuk kursi teras atau kursi taman, harganya satu set Rp 800.000," kata Muslih, Jumat (3/11) sore.
Di rumah merangkap tempat pembuatan kursi-kursi itu, Muslih dibantu seorang karyawan bernama Topik (35). Karena memang hanya memiliki seorang pembantu, otomatis Muslih juga harus turun tangan langsung dari mulai memotong ban, merangkai hingga finishing-nya. Hal itu dilakukan untuk mengurangi biaya produksi yang tentunya bakal menambah rupiah ke kantongnya.
Menurut Muslih, tahap awal untuk memproses ban- ban bekas itu, ban dump truck diambil bagian dalamnya, selanjutnya dipotong ukuran sekitar 4 centimeter memanjang. Sementara sisanya dipotong kecil- kecil guna mengganjal dudukan mau pun mejanya. Demikian pula dengan ban bekas colt diesel, fungsinya digunakan buat kaki - kaki.
Selanjutnya, ban bekas sepeda motor lobang tengahnya diberi anyaman dan dipasang kaki- kaki. Setelah semuanya tersambung, baru sandaran kursi dipasang. Untuk menyelesaikan satu set kursi yang terdiri 4 kursi dan 1 meja, Muslih membutuhkan waktu dua hari kerja. "Tapi kalau membuat tempat sampah atau pot bunga, sehari kami bisa memproduksi 10 buah," jelas Muslih.
Menurut Muslih, para konsumen biasanya membeli kursi buatannya untuk digunakan sebagai kursi teras atau taman. Â Karena memang terkesan unik, pemilik rumah kayu atau joglo lebih memilih kursi ban bekas guna melengkapi rumahnya yang juga unik. "Kalau rumah gedongan, sangat jarang. Apa lagi orang gedongan mana mau membeli barang di bawah harga Rp 1 juta," tukas Muslih serius.
Ada sisi menarik dari kursi berbahan baku ban bekas yang diproduksi Muslih, sebab, meski berbahan limbah, namun Muslih menjamin kekuatannya mencapai umur 10 tahun. Bahkan, banyak pembeli sampai bosan memiliki seperangkat kursi itu dan memberikannya pada kerabatnya. " Mereka kembali kesini, untuk membeli yang baru," jelasnya.