Belakangan diketahui, karena faktor keluarga, Bayu Ramadhon yang warga Tambakromo, Panjong, Kabupaten Gunung Kidul, DIY terpaksa mengundurkan diri sehingga ekspedisi hanya dilanjutkan dua orang. Menurut Raka selaku koordinator ekspedisi, keberadaan mereka di puncak gunung Merbabu bukan untuk mencari sensasi. Pasalnya, selama 100 hari mereka memiliki misi merestorasi Kentheng Songo yang banyak  dicorat-coret oknum tidak bertanggung jawab, konservasi berbagai jenis tanaman, konservasi beragam binatang, konservasi jalur pendakian hingga pembuatan tanda petunjuk di jalur-jalur pendakian.
Berkaitan hal tersebut, pihaknya meminta agar siapa pun yang melakukan pendakian tidak meninggalkan jejak negatif seperti sampah, corat- coret, merusak tanaman mau pun mengubah papan petunjuk jalan. Sebab, dengan menjaga kelestarian Merbabu, maka sama halnya merawat alam guna kepentingan anak cucu di masa mendatang.
Diakui Raka, keberadaan tim ekspedisi di puncak Merbabu memang miskin dukungan. Kendati begitu, pihaknya tak mau meminta bantuan kepada instansi tertentu mau pun pihak- pihak yang berkepentingan. Â
"Selain para pendaki asal Ungaran yang banyak memberikan support, kami juga berterima kasih kepada pak Bambang Setyawan dari Kompasiana yang sudah gencar menulis sekaligus membantu tenda dome, meja tulis serta logistik lainnya," jelasnya.
Itulah perkembangan terakhir dari puncak gunung Merbabu, kiranya saat hujan mulai mengguyur bumi, termasuk kawasan Kentheng Songo, Raka mau pun Dani mampu menyelesaikan misinya dengan selamat. Begitu pun dengan temuannya, tak ada salahnya kalangan arkeolog sigap menindaklanjutinya siapa tahu hal ini mampu menyingkap kehidupan di masa lalu di puncak Merbabu. Salam rimba !.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H