Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tim Ekspedisi 100 Hari Temukan Lumpang Batu di Merbabu

29 September 2017   15:07 Diperbarui: 29 September 2017   16:19 8127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lumpang batu yang ditemukan Raka & Dani (foto: dok Raka)

Belakangan diketahui, karena faktor keluarga, Bayu Ramadhon yang warga Tambakromo, Panjong, Kabupaten Gunung Kidul, DIY terpaksa mengundurkan diri sehingga ekspedisi hanya dilanjutkan dua orang. Menurut Raka selaku koordinator ekspedisi, keberadaan mereka di puncak gunung Merbabu bukan untuk mencari sensasi. Pasalnya, selama 100 hari mereka memiliki misi merestorasi Kentheng Songo yang banyak  dicorat-coret oknum tidak bertanggung jawab, konservasi berbagai jenis tanaman, konservasi beragam binatang, konservasi jalur pendakian hingga pembuatan tanda petunjuk di jalur-jalur pendakian.

Dani & Raka saat memberikan penjelasan (foto: dok pri)
Dani & Raka saat memberikan penjelasan (foto: dok pri)
Kentheng Songo sendiri, kata Raka, sebenarnya dengan dibantu oleh pendaki lainnya sudah dibersihkan dari berbagai coretan menggunakan cat mau pun pilox. Sayangnya, belakangan muncul para pendaki amatir yang secara sembunyi- sembunyi kembali melakukan aksi corat coret di lokasi sakral tersebut.

Berkaitan hal tersebut, pihaknya meminta agar siapa pun yang melakukan pendakian tidak meninggalkan jejak negatif seperti sampah, corat- coret, merusak tanaman mau pun mengubah papan petunjuk jalan. Sebab, dengan menjaga kelestarian Merbabu, maka sama halnya merawat alam guna kepentingan anak cucu di masa mendatang.

Diakui Raka, keberadaan tim ekspedisi di puncak Merbabu memang miskin dukungan. Kendati begitu, pihaknya tak mau meminta bantuan kepada instansi tertentu mau pun pihak- pihak yang berkepentingan.  

"Selain para pendaki asal Ungaran yang banyak memberikan support, kami juga berterima kasih kepada pak Bambang Setyawan dari Kompasiana yang sudah gencar menulis sekaligus membantu tenda dome, meja tulis serta logistik lainnya," jelasnya.

Begini bentuk lumpang batu temuan Raka & Dani (foto: dok Raka)
Begini bentuk lumpang batu temuan Raka & Dani (foto: dok Raka)
Memang, pasca terdengar kabar bahwa kondisi tenda dome tim ekspedisi sudah tak layak pakai, saya mewakili Kompasiana bersama rekan-rekan relawan Salatiga segera mengirimkan tenda dome kapasitas 4 orang, meja tulis lipat dan sayuran ke base camp Thekelan yang menjadi pintu masuk pendakian. Bantuan yang diterima Rohmad (warga Thekelan) langsung diserahkan pada Raka. " Bantuan itu sangat berarti bagi kami," ungkapnya.

Tenda dome bantuan pembaca Kompasiana (foto: dok Raka)
Tenda dome bantuan pembaca Kompasiana (foto: dok Raka)
Karena Kompasiana konsisten menulis tentang sepak terjang tim ekspedisi, ungkap Raka, maka ketika pihaknya menemukan lumpang batu, ia berharap Kompasiana menjadi media pertama yang mendengar sekaligus menayangkannya. " Bagi kami, Kompasiana sangat mendukung aktivitas kami," jelasnya mengakhiri perbincangan.

Itulah perkembangan terakhir dari puncak gunung Merbabu, kiranya saat hujan mulai mengguyur bumi, termasuk kawasan Kentheng Songo, Raka mau pun Dani mampu menyelesaikan misinya dengan selamat. Begitu pun dengan temuannya, tak ada salahnya kalangan arkeolog sigap menindaklanjutinya siapa tahu hal ini mampu menyingkap kehidupan di masa lalu di puncak Merbabu. Salam rimba !.(*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun