Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Jokowi dalam Literasi di Republik ini

27 September 2017   15:27 Diperbarui: 27 September 2017   15:40 3068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden saat bertemu dengan aktifis literasi (foto: dok kompas)

Karyawati PT Pos Salatiga tengah menerima paket (foto: dok pri)
Karyawati PT Pos Salatiga tengah menerima paket (foto: dok pri)
Ratusan bahkan ribuat pegiat literasi di tanah air, ungkap Eko, sebenarnya bergerak atas insiatif diri mereka sendiri. Di mana, berdasarkan  survei  United Nation of Education Social and Cultural (UNESCO) tahun 2012 menyatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia  1:1.000. Artinya, dari 1.000 penduduk hanya satu yang memiliki minat baca . Hal itulah yang ingin dipatahkan aktifis literasi sebab survey dianggap keblinger.

Penyebab rendahnya minat baca, ungkap Eko, yang paling utama adalah minimnya ketersediaan buku. Sebab, mengutip data yang dimiliki Ikatan Penerbit Indonesia dan Perpustakaan Nasional RI tahun 2015 mengenai penerbitan buku baru dapat disimpulkan bahwa dari setiap 5.715 penduduk Indonesia hanya tersedia satu judul buku baru untuk dibaca. Di sisi lain dari 77.095 Desa / Kelurahan di seluruh Indonesia baru terdapat 23.281 Perpustakaan Desa, 6000 TBM  serta 400 simpul relawan PBI.

Setelah ribuan aktifis perpustakaan mulai bergerak ke seluruh pelosok negeri, akhirnya survei  UNESCO terbantahkan. Di mana, ketika para pegiat mendatangi perkampungan, masyarakat sangat antusias menyambutnya. Artinya, semakin banyak orang yang peduli literasi, maka temuan lembaga dunia itu bakal runtuh.

Menyinggung kiprah PT Pos Indonesia usai Jokowi mengeluarkan beleid,  Eko menjelaskan sejak bulan Mei hingga Agustus lalu berdasarkan data yang dimiliki Ketua PBI Nirwan Ahmad Arsuka telah tersalurkan 32.135 kilogram buku. Beragam bacaan, mulai jenis bacaan umum serta buku  pelajaran  tersebut sudah tersebar mulai Aceh hingga Papua. " Tanpa adanya kebijakan bapak Presiden, bisa dipastikan buku seberat itu tak bakal tersalurkan," jelasnya.

Itulah sedikit catatan tentang peran Jokowi terhadap perkembangan literasi di Republik ini. Langkah- langkah itu mungkin kurang begitu berarti bagi masyarakat perkotaan yang tersedia perpustakaan daerah berikut fasilitas lainnya, namun, untuk daerah pelosok, apa lagi luar pulau Jawa tentunya kebijakan tersebut teramat sangat bermanfaat. Salam literasi !. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun