Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Musuh Abadi Seniman Jalanan Salatiga

26 April 2017   16:25 Diperbarui: 27 April 2017   05:00 1532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mural di Jalan Bungur yang tertutup pamlet (foto: dok pri)

“ Rencananya, Salatiga Street Art Festival akan kami gelar secara rutin setiap tahun menjelang tanggal 17 Agustus. Soal didukung sponsor atau tidak, kami tetap jalan terus,” jelas Fikri optimis.

Satu- satunya musuh abadi para seniman jalanan di Salatiga adalah tangan- tangan jahil yang memasang poster mau pun pamlet promosi. Sarana reklame yang terbuat dari kertas, biasanya ditempelkan menggunakan lem secara merata. Akibatnya, selain merusak keindahan mural juga sulit dilepas. “ Otak sipemasang reklame itu entah ditaruh mana,” jelas Fikri.

Mural di Jalan Osamaliki raib tertutup poster reklame (foto: dok pri)
Mural di Jalan Osamaliki raib tertutup poster reklame (foto: dok pri)
Apa yang disampaikan Fikri memang benar adanya, ketika berkeliling Kota Salatiga tampak mural- mural yang tertutup poster mau pun pamlet. Di Jalan Bungur, mural yang sebelumnya terlihat indah terdapat bekas pamlet kampanye yang telah dikupas gambarnya. Sedangkan di jalan Osamaliki, di tembok pagar milik salah satu sekolahan, diblok poster promosi rokok sehingga lukisannya lenyap.

Dalam hal ini, sepertinya pemerintah kota Salatiga sudah selayaknya mulai merevisi Peraturan Daerah (Perda) tentang reklame. Bila yang ada hanya mengatur perihal tempat dan pajak, maka reklame temple yang jelas- jelas menimbulkan pemandangan tak sedap harus diatur serta dinyatakan haram keberadaannya. Bila wacana revisi diabaikan, maka sama halnya melakukan pembiaran kekumuhan. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun