Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kartini Peradilan Itu Bernama Andy Nurvita

21 April 2017   16:37 Diperbarui: 22 April 2017   03:00 3790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nanggap Punokawan saat ultah sibungsu (foto:dok Andy)

“ Di desa Brenggong ini, sangat jarang ada hiburan. Mumpung kebetulan Gangga ulang tahun, sengaja saya datangkan Punokawan. Mungkin ke depan saya akan membuat semacam perpustakaan desa yang merupakan hiburan edukasi,” jelasnya.

Nanggap Punokawan saat ultah sibungsu (foto:dok Andy)
Nanggap Punokawan saat ultah sibungsu (foto:dok Andy)
Andy sendiri mengakui, dirinya agak mengalami perubahan namun bukan berarti kehilangan prinsip hidupnya. Ia lebih suka disebut sebagai hakim yang tak patuh terhadap pimpinan yang bersalah dibanding harus mengamini perilaku pimpinan yang menyimpang. “ Lebih baik saya dianggap melawan perintah pimpinan yang menyimpang dari pada menjalankan perintah atasan yang secara logika tidak sehat,” tukasnya.

Sebagai hakim yang layak disebut senior, Andy menganggap dirinya hanyalah hakim kampung biasa yang tidak memiliki keistimewaan apa pun. Bahkan, berdasarkan penilaian prestasi kerja, ia mendapat nilai merah. Celakanya, hal tersebut berbuntut pada usulan penurunan pangkat dan pemecatan. “ Dalam kondisi seperti itu, tiba- tiba Allah menyelamatkan saya.Ada keajaiban atas intervensi sang pencipta, saya batal diturunkan pangkat mau pun dipecat,” jelasnya sembari menambahkan orang tuanya mendidik dengan sangat keras serta dilarang menggantungkan sesuatu pada bantuan manusia.

Perempuan yang suka menyetir sendiri ketika berangkat mau pun pulang kerja ini, mengaku geram terhadap oknum hakim yang kerap berbuat nakal dalam menangani perkara. Baginya, oknum- oknum tersebut yang ada di kepalanya hanyalah kepentingan, kebutuhan, kejayaan diri sendiri, uang, jabatan sedangkan yang lainnya sekedar lewat tanpa pernah terfikirkan.

“ Harapan saya lembaga saya itu menjadi lembaga kuat yang paling peka dan paling kuat membela kepentingan rakyat dari pejabat, penguasa atau lembaga dholim. Hal itu tidak bisa ditawar lagi,” ungkapnya ketika mengakhiri perbincangan.

Itulah sedikit catatan tentang Andy Nurvita, apa pun yang telah ia lakukan kiranya layak diapresiasi. Keberanian seorang wanita dalam memperjuangkan sesuatu yang diyakininya benar, bagaimana pun merupakan nilai plus tersendiri. Kendati beresiko tinggi, bahkan jabatannya ikut jadi taruhan. Terkait dengan peringatan hari Kartini yang jatuh hari Jumat (21/4) ini, kiranya para anak cucu Kartini mampu mengadopsi semangat, prinsip dan keberanian yang ada pada diri Andy. Selamat hari Kartini sahabat setanah air, yakinlah anda semua pasti bisa !. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun