Bangunan- bangunan yang ditempati Polres Salatiga, sebenarnya merupakan gedung tua peninggalan pertengahan abad 18. Di mana, saat Salatiga berstatus sebagai Kabupaten. Bupati yang menjabat kala itu adalah Raden Tumenggung Prawirokoesoemo yang berjuluk Bupati Sedo Amok. Pemerintahan colonial Belanda yang menganggap perlu kerja sama dengan kepala daerah, akhirnya sekitar tahun 1860 an membangunkan kantor di lokasi ini.
Di tahun 70 an, gedung utama berfungsi sebagai kantor Kapolres/ Waka Polres dan stafnya. Bentuk bangunan yang berada di atas permukaan tanah sekitar 1 meteran, membuatnya terlihat gagah. Di pintu masuk, difungsikan sebagai ruang penjagaan. Di sini semua perkara pidana dilaporkan. Hingga memasuki tahun 80 an, ruang penjagaan dipindah ke pintu gerbang utama. Kendati begitu, seluruh areal Mapolres hanya dipagar tembok pendek setinggi 1 meter. Bahkan, pintu timur terbuka lebar sehingga orang bebas lalu lalang (sekarang sudah terpasang pintu gerbang besi).
Ada cerita tersendiri atas keberadaan Pendopo ini, kebetulan saya jadi saksi hidupnya. Sebelum tahun 90 an, Pendopo yang berbahan kayu jati dengan tiang- tiang kokohnya, berdinding tembok setinggi sekitar 1,5 meter. Sedangkan atasnya merupakan bambu yang diatur sejajar. Hingga Kapolres Salatiga dijabat oleh AKBP Idrus Wahid di tahun 1990-1991, ia merenovasinya. Entah mendapatkan dana dari mana, bambu- bambu yang dijadikan dinding, diganti jendela- jendela kaca. Begitu pun lantai dibongkar selanjutnya digunakan keramik.
Sedangkan  pada bangunan induk yang menjadi ruang Kapolres, Waka Polres dan stafnya, lantai abu- abu sudah diganti keramik putih. Untuk kusen pintu mau pun jendela tetap dibiarkan utuh, genting telah diganti semua.  Demikian pula  plafonnya, masih seperti ratusan tahun yang lalu. Di bagian depan ditambahi bangunan, saat itu yang sebelah kanan pernah dijadikan ruang kerja Kapolres serta sebelah kiri ruang Sespri. Setelah Kapolres dijabat AKBP Antonius Sitanggang (tahun 1999), ruang kerjanya dipindahkan ke bagian tengah.
Itulah sedikit kisah perjalanan panjang Polres Salatiga berikut gedung- gedung kunonya, setelah melewati beragam jaman, bangunannya tetap kokoh berdiri. Hanya untuk asrama kepatihan yang terletak di sebelah timur, sepertinya butuh perawatan. Namun, secara keseluruhan gedung yang dijadikan markas tetap terpelihara dan masuk katagori  cagar budaya. Salam lestari ! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H