Hampir setahun belakangan ini, komunitas Rakyat Peduli Salatiga (RPS) yang anggotanya mayoritas anak muda di Kota Salatiga terus memperlihatkan eksistensinya dalam menebar virus kebaikan. Berbeda dengan komunitas- komunitas sosial lainnya yang hanya fokus di daerahnya, RPS bergerak dilintas kota. Seperti apa kiprah mereka, berikut catatannya untuk Kompasiana.
Senin (27/3) siang, puluhan anggota RPS bergerak menuju sekolah luar biasa (SLB) ERHA yang terletak di Sumberejo, Pabelan, Kabupaten Semarang atau sekitar 5 kilometer dari Kota Salatiga. Di sekolah yang mendidik anak- anak berkebutuhan khusus ini, RPS yang berduet dengan komunitas Kabar Salatiga (KS) menyerahkan bantuan berupa dua unit kursi roda, peralatan tulis menulis dan pakaian layak pakai.
Menurutnya, RPS memang biasa bekerja sama dengan KS mau pun komunitas lainnya. Selama memiliki kesamaan visi dan misi yang sama, RPS tak mengharamkan berkolaborasi untuk menebarkan virus kebaikan. Pasalnya, slogan yang diusungnya adalah Aksi Nyata Untuk Sesama, sehingga, bagi personil RPS yang bermarkas di Jalan Cemara RT 05 RW 06, Sidorejolor , Sidorejo, Kota Salatiga ini, selama demi kemanusiaan, pihaknya selalu siap bergerak.
Keharuan semakin larut melihat gestur mau pun suara duet anak berkebutuhan khusus itu, ya, hanya orang yang tidak memiliki hati saja yang tak terharu. Untuk orang normal, dipastikan bakal hanyut dalam kesedihan. Bagaimana pun juga, mereka adalah anak- anak kita juga. Hanya takdir yang menjadikan sekat tersendiri sehingga mereka terpinggirkan.
Hingga rombongan RPS dan KS berpamitan, anak- anak berkebutuhan khusus itu masih terlihat sangat bahagia. Mungkin mereka jarang menerima kunjungan, sehingga, kehadiran tamu dalam jumlah cukup banyak, membuat hati mereka riang gembira. “ Ini bukan kunjungan yang terakhir, nantinya kami akan melakukan kunjungan serupa ,” ungkap Tri Wijaya.
Pemberian bantuan kepada SLB ERHA bukanlah yang pertama dilakukan RPS, hampir setahun belakangan ini, personil RPS kerap terlibat berbagai aksi kemanusiaan. Dari mulai aktifitas rutin yakni penyaluran bantuan pakaian layak pakai hingga menembus Kabupaten Boyolali untuk menyantuni Warjiman (54) laki- laki yang mengalami kelumpuhan selama 20 tahun. “ Karena sifatnya untuk sesama, kami mengabaikan lokasi orang yang perlu kami bantu. Tidak fokus di Salatiga saja,” jelas Tri Wijaya.
RPS sendiri, sebenarnya secara resmi dibentuk awal bulan Agustus tahun lalu. Di mana, beberapa anak muda yang mempunyai kepedulian terhadap Kota Salatiga kerap nongkrong bersama. Melalui diskusi kecil, akhirnya muncul gagasan mendirikan satu komunitas yang bergerak di bidang kemanusiaan tanpa memandang agama, usia, lokasi mau pun aliran politiknya.
Karena personilnya menyebar di seluruh penjuru kota, maka untuk memudahkan komunikasi RPS membuat group media sosial dan juga tergabung di KS. Sementara dalam pengumpulan dana, Tri Wijaya mengakui tidak ada unsur paksaan bagi personilnya. “ Anggota RPS yang tak bisa memberikan sumbangan materi, tetap bisa membantu dengan memberikan sumbangan tenaga,” ujarnya.
Itulah sedikit catatan tentang komunitas RPS yang menginspirasi siapa pun, di mana kendati usianya belum genap setahun, namun kiprahnya sudah mengundang simpati berbagai pihak. Rasanya, keberadaan anak- anak muda itu layak diapresiasi dan patut ditiru daerah lainnya. Virus kebaikan memang sudah wajib ditularkan ke penjuru negeri. Bagaimana dengan kota anda ? Salam berbagi ! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H