Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bayar Rp 3.000, Berendam Air Panas 24 Jam

20 Februari 2017   15:40 Diperbarui: 20 Februari 2017   15:46 4673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Loket karcis yang sangat sederhana (foto: dok pri)

Dengan sedikit mengabaikan kalimat terakhirnya, akhirnya saya ikut berendam. Di sini saya bertemu dengan Suwarno bersama rekan- rekannya. Ia mengaku mengalami gangguan penyakit kulit. Karena direkomendasikan untuk berkunjung ke pemandian air panas Diwak, akhirnya ia pun menurutinya. Sampai sekarang, dirinya sudah berkunjung hampir 5 kali.

Memang, saat seluruh tubuh masuk ke dalam air, ada sensasi tersendiri. Selain terasa hangat, kaki juga tidak merasakan adanya gratifikasi bumi. Ketika saya kepala saya bersandar di tembok sambil duduk di tangga, kaki langsung melayang ke permukaan. Begitu pun orang- orang yang ikut berendam, semuanya dua kakinya melayang.

Siang hari kurang ramai (foto: dok pri)
Siang hari kurang ramai (foto: dok pri)
Di pemandian ini, terdapat dua kolam berkedalam 120 cm dan 90 cm, untuk dasarnya dibiarkan penuh bebatuan kecil tanpa disemen. Sedangkan di sebelahnya, terdapat sumur air panas yang untuk penggunaannya harus ditimba. Saat berendam, iseng- iseng saya bertanya pada Suwarno tentang tradisi kungkum (berendam) di malam Jumat Kliwon.

“ Saya sendiri pernah datang ke sini malam Jumat Kliwon pak, tapi malah tak bisa berendam karena saking banyaknya orang. Kata orang- orang, berendam di hari keramat itu, bisa membuat keinginan kita terkabul,” jawab Suwarno yang mengaku belum pernah membuktikan kebenaran kabar tersebut.

Memang, suasana di kolam pemandian air panas sendiri terasa cukup mistis. Apa lagi di malam hari, pasalnya selain berada di pinggir sungai cukup besar, lampu penerangaan juga dipasang kurang terang. Jadi, kalau ada pengunjung menganggap berendam di malam Jumat Kliwon mampu mengabulkan permohonannya, ya sah- sah saja. Namanya saja orang sesat pikir.

Yang pasti, saya sendiri lebih berfikir rasional. Dengan berendam air panas yang tentunya mengandung  belerang meski kadarnya tipis, otomatis tubuh merasa segar. Begitu pun bagi yang mengalami gangguan penyakit kulit, maka bila berhasil sembuh ya sangat wajar soalnya belerang memang mampu melibas segala bentuk gatal- gatal.

Itulah sedikit penelusuran keberadaan pemandian air panas di Diwak yang istimewanya buka 24 jam dengan tarif masuk murah meriah. Catatan bagi pengelola, harusnya mulai jalan raya sudah dipasang petunjuk berukuran besar sehingga calon pengunjung tak harus kesasar lebih dulu. Salam lestari ! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun