Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bayar Rp 3.000, Berendam Air Panas 24 Jam

20 Februari 2017   15:40 Diperbarui: 20 Februari 2017   15:46 4673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung berendam dan mandi air panas (foto: dok pri)

Pemandian air panas di Desa Dowak, Bergas, Kabupaten Semarang memang unik. Hanya dengan membayar biaya masuk sebesar Rp 3.000, orang boleh berendam di kolam selama 24 jam, bahkan bila mau seminggu pun tak dilarang. Seperti apa tempat lokasi pelepas penat sekaligus untuk menyembuhkan penyakit kulit tersebut ? Berikut penelusurannya.

Kendati jarak dari jalan raya Semarang- Bawen tak begitu jauh, namun, karena minimnya petunjuk menuju lokasi pemandian air panas yang berlokasi di Dusun Kalisori, maka banyak orang yang tidak mengetahuinya. Pasalnya, selain melarat publikasi, akses ke lokasi juga tak begitu lebar.

“ Dari jalan raya, tidak ada gapuranya. Sedangkan papan petunjuk tidak begitu besar sehingga saya sempat kebablasan,” kata Suwarno, warga Kaliwungu, Kabupaten Kendal yang berulangkali berendam untuk mengobati penyakitnya.

Hanya begini petunjuknya (foto: dok pri)
Hanya begini petunjuknya (foto: dok pri)
Padahal, bagi yang pernah sekali saja ke pemandian air panas ini, lokasinya relatif tidak sulit. Dengan ancar- ancar pabrik Teh Botol Sosro yang lokasinya di jalan raya, nantinya akan terlihat papan petunjuk warna hijau yang dibuat oleh mahasiswa yang KKN. Kendati begitu, karena memang jalur cepat, maka semisal terlanjur kebablasan, terpaksa harus memutar kembali karena jalannya terdiri atas dua jalur.

Senin (20/2) siang, saya sengaja bertandang ke tempat ini, kendati Minggu kemarin sudah berkunjung, namun, karena merasa badan agak cape dan perlu disegarkan, akhirnya saya pacu motor kembali. Dari Salatiga, hanya memerlukan waktu 15 menit perjalanan, maklum jaraknya cuma 20 kilometer.

Usai memotong jalan, berjarak sekitar 200 meter terlihat gapura masuk desa Diwak yang mengusung slogan Desa Wisata. Sekitar 300 an meter dari gapura, motor telah memasuki dusun Kalisori, terlihat beberapa mobil terparkir. Mayoritas bernomor polisi luar kota, sementara untuk sepeda motor, bisa diparkir tepat di atas pemandian sehingga cukup berjalan kaki 10 meteran.

Gapura yang jadi gerbang masuk Desa Diwak (foto: dok pri)
Gapura yang jadi gerbang masuk Desa Diwak (foto: dok pri)
Di pintu masuk terlihat loket sederhana, yang dijaga oleh pria paruh baya bernama Sutikno. Harga karcis hanya Rp 3.000, tertera bahwa restribusi dikeluarkan oleh Pemerintah Desa Diwak, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang. Artinya, pemandian air panas ini bukan dikelola Dinas Pariwisata setempat. “ Memang tempat ini yang mengelola desa pak,” jelas Sutikno ketika saya mengamati karcis berwarna hijau itu.

Menurut Sutikno, pemandian air panas ini, sebenarnya merupakan kawasan pribadi, peninggalan almarhum kakeknya. Karena berpotensi mampu menyumbang pendapatan bagi desa, akhirnya atas kesepakatan bersama, dikelola pihak pemerintahan desa. Kompensasinya, pemerintahan desa membangun dan melengkapi sarana serta prasarananya, sedangkan Sutikno bersama adik kandungnya yang bernama Maryanto bertugas menjaga sekaligus menarik restribusi.

Loket karcis yang sangat sederhana (foto: dok pri)
Loket karcis yang sangat sederhana (foto: dok pri)
“ Pembagiannya, saya  menerima 30 persen dari pendapatan yang masuk. Sedangkan yang 70 persen masuk ke kas kelurahan (desa). Untuk yang 30 persen saya bagi dengan adik saya karena ia bertugas mulai sore hingga pagi hari,” jelas Sutikno.

Pemandian air panas di Diwak, lanjut Sutikno, sesuai kesepakatan memang sengaja dibuka selama 24 jam. Pasalnya, banyak pengunjung yang berlama- lama berendam hingga malam hari, akhirnya pihak pengelola memutuskan dibuka untuk umum selama sehari semalam tanpa mengenal istilah libur. “ Bahkan, di malam hari suasana lebih ramai pak. Apa lagi di malam Jumat Kliwon,” ungkapnya.

Rp 3.000 berendam sepuasnya (foto: dok pri)
Rp 3.000 berendam sepuasnya (foto: dok pri)
KungkumMalam Jumat Kliwon

Dengan sedikit mengabaikan kalimat terakhirnya, akhirnya saya ikut berendam. Di sini saya bertemu dengan Suwarno bersama rekan- rekannya. Ia mengaku mengalami gangguan penyakit kulit. Karena direkomendasikan untuk berkunjung ke pemandian air panas Diwak, akhirnya ia pun menurutinya. Sampai sekarang, dirinya sudah berkunjung hampir 5 kali.

Memang, saat seluruh tubuh masuk ke dalam air, ada sensasi tersendiri. Selain terasa hangat, kaki juga tidak merasakan adanya gratifikasi bumi. Ketika saya kepala saya bersandar di tembok sambil duduk di tangga, kaki langsung melayang ke permukaan. Begitu pun orang- orang yang ikut berendam, semuanya dua kakinya melayang.

Siang hari kurang ramai (foto: dok pri)
Siang hari kurang ramai (foto: dok pri)
Di pemandian ini, terdapat dua kolam berkedalam 120 cm dan 90 cm, untuk dasarnya dibiarkan penuh bebatuan kecil tanpa disemen. Sedangkan di sebelahnya, terdapat sumur air panas yang untuk penggunaannya harus ditimba. Saat berendam, iseng- iseng saya bertanya pada Suwarno tentang tradisi kungkum (berendam) di malam Jumat Kliwon.

“ Saya sendiri pernah datang ke sini malam Jumat Kliwon pak, tapi malah tak bisa berendam karena saking banyaknya orang. Kata orang- orang, berendam di hari keramat itu, bisa membuat keinginan kita terkabul,” jawab Suwarno yang mengaku belum pernah membuktikan kebenaran kabar tersebut.

Memang, suasana di kolam pemandian air panas sendiri terasa cukup mistis. Apa lagi di malam hari, pasalnya selain berada di pinggir sungai cukup besar, lampu penerangaan juga dipasang kurang terang. Jadi, kalau ada pengunjung menganggap berendam di malam Jumat Kliwon mampu mengabulkan permohonannya, ya sah- sah saja. Namanya saja orang sesat pikir.

Yang pasti, saya sendiri lebih berfikir rasional. Dengan berendam air panas yang tentunya mengandung  belerang meski kadarnya tipis, otomatis tubuh merasa segar. Begitu pun bagi yang mengalami gangguan penyakit kulit, maka bila berhasil sembuh ya sangat wajar soalnya belerang memang mampu melibas segala bentuk gatal- gatal.

Itulah sedikit penelusuran keberadaan pemandian air panas di Diwak yang istimewanya buka 24 jam dengan tarif masuk murah meriah. Catatan bagi pengelola, harusnya mulai jalan raya sudah dipasang petunjuk berukuran besar sehingga calon pengunjung tak harus kesasar lebih dulu. Salam lestari ! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun