Tiga berkas surat yang sama (foto: dok pri)
Setelah mencermati isi dokumen pada surat ke 2, akhirnya saya memutuskan untuk melepas kesempatan berharga tersebut. Konon, kesempatan tak datang dua kali. Faktanya, ini sudah dua kali menghampiri. Sayangnya, saya mengabaikannya. Hingga akhirnya, Rabu (25/1) siang tadi, eh malah kesempatan yang ke 3 tiba kembali. Kendati begitu, saya sudah kehilangan gairah menyimak isinya.
Itulah sedikit cerita mengenai uang ratusan juta yang sengaja saya tolak, meski dompet saya isinya sangat tipis, namun saya masih berfikir rasional. Zaman semakin sulit, berkeringat seharian saja hanya menerima imbalan paling banter Rp 75.000 (tujuh puluh lima ribu rupiah), masa tiba- tiba jatuh duit dari langit? Biarlah, harta karun itu diterima orang yang lebih membutuhkan saja. Sebab, saya belum begitu butuh duit sebesar itu. (*)
Lihat Sosbud Selengkapnya