Memang, bila melongok tungku maupun wajan untuk memasaknya, terlihat hitam legam akibat panas pembakaran kayu. Namun, bila sudah mencicipi kue serabinya, orang bakal ketagihan. Kegigihan para pedagang dalam mempertahankan cara tradisional serta bertahan dengan dagangan kue serabi juga layak diapresiasi. Sebab, kuliner ini merupakan upaya rakyat kecil sekedar survive dalam hidup tanpa mengandalkan bantuan pemerintah.
Fakta membuktikan, dimulai sejak awal Orde Baru, hingga Presiden silih berganti, mereka tetap tak tergoyahkan. Saat Republik ini didera krisis ekonomi, banyak pengusaha besar tumbang, mereka melenggang meraup uang recehan. Esensinya, kendati hanya berdagang serabi, usaha tersebut kebal segala bentuk resesi. Itulah kue serabi! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H