Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pasar Malam Tradisional, Riwayatmu Kini

19 Oktober 2016   15:22 Diperbarui: 19 Oktober 2016   17:16 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wahana ombak yang tidak ada peminatnya (foto: dok pri)

Mobil- mobilan sedari sore tak bergerak (foto: dok pri)
Mobil- mobilan sedari sore tak bergerak (foto: dok pri)
Dari sedikit penjelasan ini, maka bisa disimpulkan bahwa pasar malam tradisional yang biasa keliling ke berbagai daerah, nasibnya bisa dikata hidup segan mati pun enggan. Pesatnya kemajuan teknologi hiburan, membuat kelompok-kelompok hiburan malam tersebut tergerus oleh jaman. Beragam inovasi telah dilakukan pengelola, namun, pola pikir anak-anak jaman sekarang sudah berubah. Akibatnya, keberadaan hiburan murah meriah itu nyaris terabaikan.

Ada situasi yang sangat dilematis bagi pengelola pasar malam tradisional, bila menghentikan operasional maka berdampak pada bertambahnya angka pengangguran. Belum lagi berbagai wahana yang dimiliki, semisal dilelang pun hanya dihargai sebagai besi tua. Sementara untuk meneruskan berkeliling, minat masyarakat sudah terkikis. Mau tak mau, sekarang hanya mampu bertahan di tengah pesatnya gempuran hiburan lainnya.

Begitulah gambaran pasar malam tradisional sekarang ini, jangankan menggelar di perkotaan, di wilayah pinggiran saja juga nyaris terabaikan. Kejayaan masa lalu sepertinya tinggal kenangan, kondisi saban tahun selalu mengalami kemunduran. Ibarat kata, hidup segan mati pun enggan. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun