Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belasan Ribu Santri Bersatu Padu Tertipu Dimas Kanjeng Taat Pribadi

26 September 2016   00:27 Diperbarui: 3 Oktober 2016   09:54 10877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampang Taat Pribadi usai ditangkap (foto: dok Agus S)

Berjalan bertahun- tahun tanpa tersentuh hukum, nama Taat Pribadi semakin berkibar. Padepokannya diubah menjadi Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, sebelas dua belas dengan bosnya, sekretaris yayasan, yakni Suryono juga piawai mengibul. Menurutnya, jumlah santri yang tercatat mencapai 17.000 orang. Semuanya ikhlas memberikan mahar senilai jutaan hingga milyaran rupiah.

Lantas, bagaimana cara Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengantisipasi santri yang vokal ?  Selain mengulur waktu dengan berbagai dalih, para santri juga dijanjikan bakal memperoleh kantong ajaib setelah melakukan beberapa ritual aneh. Konon, kantong ajaib itu mampu mendatangkan uang tanpa kenal habis. Namun, prakteknya, malah kantong milik santri yang terkuras.

Bila santri yang kritis tak mampu lagi disiasati dengan aksi culas, maka , para cecunguk Taat Pribadi pun segera mengeksekusinya. Dua orang santri, masing- masing Abdul Gani (40) warga Kelurahan Semampir, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo dan Ismail (43) warga Situbondo, semuanya masuk wilayah Jawa Timur. Paska diringkusnya pentolan penipu ini, belakangan beredar kabar bahwa yang ditangkap polisi merupakan jelmaan Taat Pribadi. Sedangkan Taat yang asli, tengah berada di Mekkah dalam rangka menunaikan ibadah haji.

Ada hal yang mengherankan atas segala tingkah culas Taat pribadi, bagaimana mungkin ia yang beraksi selama bertahun- tahun hingga mengeruk keuntungan ratusan milyar dari belasan ribu santrinya tak tersentuh tangan hukum ? Apakah deteksi dini aparat keamanan sedemikian lemahnya sehingga tidak mampu mengendus aksi tipu- tipunya ?  Susah menjawabnya, yang jelas, sekarang ini tokoh fenomenal tersebut telah dikerangkeng polisi.

Itulah sedikit keterangan tentang segala sepak terjang Sri Raja Prabu Rajasa Nagara Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang sukses memperdaya belasan ribu orang selama bertahun- tahun. Di Salatiga sendiri, kendati diduga banyak korban, namun, mayoritas melakukan aksi gerakan tutup mulut. Rupanya mereka baru menyadari kebodohannya setelah gembong penipuan itu mengeram di balik deruji besi. Makanya, mendingan ketela tapi nyata dari pada mendapatkan roti hanya di mimpi. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun