Agar terhindar dari aksi pecah kaca, sebaiknya memarkirkan kendaraan yang terjangkau oleh mata. Semisal mendapatkan lokasi parkir yang agak jauh, upayakan ada yang menunggunya. Sekedar catatan, pelaku pecah kaca tak peduli dengan kehadiran aparat keamanan. Mereka mengandalkan kecepatan beraksi serta melarikan diri sebab, pelaku membekali diri dengan sepeda motor dan berkelompok.
Sedang bagi pengendara motor, hal paling rawan adalah perampokan di jalan. Pelaku kerap membuntuti pemudik bermotor di malam hari, saat memasuki daerah yang sepi dan minim penerangan, maka pelaku langsung mengeksekusinya. Untuk itu, sebaiknya pemudik yang menggunakan motor, sebaiknya berjalan berkelompok. Carilah rombongan yang searah, biasanya H-5 banyak sekali rombongan yang bisa ditemui.
Hal terakhir, adalah pembobolan rumah kosong. Hal ini berlaku bagi rumah yang terletak di kampung mau pun perumahan tanpa petugas keamanan yang berjaga 24 jam. Para pelaku pencurian dengan pemberatan (curat) menjadikan moment Hari Raya Idul Fitri sebagai masa panen raya. Untuk mendeteksi apakah rumah sasaran kosong atau tidak, pelaku melihat lampu teras yang menyala di siang hari, selokan pembuangan yang mengering dan mengetuk pintu berpura- pura menanyakan alamat. Setelah dipastikan tiada penghuni, pelaku langsung beraksi secara cepat.
Lantas, bagaimana mengantipasi pembobolan rumah kosong? Hal paling mudah dengan menyuruh seseorang untuk menjaganya selama ditinggal mudik. Lebih baik membayar penjaga dari pada seisi rumah diembat penjahat. Jangan lupa juga menitipkan rumah pada tetangga terdekat yang mungkin tidak ikut pulang kampung. Selamat pulang kampung, patuhi rambu- rambu lalu lintas (bagi pengguna kendaraan pribadi), karena semua rambu bakal membimbing anda tiba di rumah dengan utuh. Jaga diri, jaga hati jangan menebar benci di bulan suci. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H