[caption caption="Bus buatan Yusak (foto: dok pribadi)"][/caption]Di saat persaingan industri outomotif semakin keras, banyak karoseri kendaraan besar berlomba menekan harga jualnya. Kendati begitu, bus- bus terbaru harganya tetap di atas Rp 800 juta/unit. Sebaliknya, karoseri asal Kota Salatiga ternyata mampu memproduksi “bus” yang harganya supermurah, yakni Rp 8 juta- Rp 15 juta/unit.
Adalah Yusak Nurcahyo warga Nanggulan nomor 67 RT 03 RW 06, Tingkir, Kota Salatiga. Pria berumur 44 tahun tersebut, selain memiliki karoseri sendiri, ia juga bertugas memasarkan “bus- bus” buatannya. Kendaraan penumpang produksinya memang tidak bisa ditumpangi manusia, sebab, deretan armada buatannya adalah miniatur bus dengan perbandingan 1:20. “Saya sudah memulai memproduksi sejak tahun 1989,” ungkapnya ketika saya temui di rumahnya, Rabu (13/4) sore.
[caption caption="Bus Wisata buatan Yusak yang dipesan pelanggan dari Jakarta (foto: dok pribadi)"]
Miniatur bus buatan tangan Yusak, memang terbilang fenomenal. Sebab, detail kendaraan teramat rinci, mirip aslinya. Tak heran bila “bus-bus” produksinya jadi koleksi beberapa perusahaan transportasi darat seperti PO Rosalia Indah, PO Eka, PO Safari, PO Sumber Alam dan berbagai PO lainnya di Pulau Jawa. “Saya mematok harga sebesar Rp 8 juta hingga Rp 15 juta untuk satu unitnya,” jelas Yusak yang mengaku lulusan hanya bangku SMP.
Tingkat kemiripan “bus” buatan Yusak memang sangat tinggi, saat diperhatikan dengan seksama dari mulai mesin, lampu, interior, pintu, TV hingga hal paling kecil, yakni wiper semua bisa menyala (hidup) secara otomatis selayaknya bus beneran. “Untuk pesawat TV yang berada di dalam ‘bus’, saya menggunakan layar handphone,” kata Yusak.
[caption caption="Lampu Bus buatan Yusak bisa menyala (foto: dok pribadi)"]
Kewalahan Menerima Order
Untuk membuat satu “bus” merek Mercedes Benz, sebelumnya Yusak harus mendapatkan foto pesanan termasuk detail asesorisnya. Setelah harga sepakat, ia mulai membuat pola, memotong pola, dan kemudian merangkainya. Bahan yang digunakan adalah akrilik yang penyambungannya menggunakan lem khusus. Setelah terbentuk body-nya, selanjutnya dihaluskan memakai ampelas hingga halus.
Usai debu bekas ampelas dibersihkan, Yusak melakukan tahap pendempulan mirip pengerjaan kendaraan asli. Setelah dempul kering, kemudian diampelas lagi agar foxy mampu menempel. Foxy adalah bahan dasar cat agar warna cat tak mudah mengelupas. “Setelah seluruh body mengering, baru saya cat menggunakan cat duco,” paparnya.
[caption caption="Yang ini Bus belum jadi (foto: dok pribadi)"]
[caption caption="Rangkaian mesin Bus buatan Yusak (foto: dok pribadi)"]
[caption caption="Kepala truck Mercedes Benz buatan Yusak (foto: dok pribadi)"]
Sebelum menutup perbincangan, Yusak sempat mengaku dirinya tak khawatir dengan persaingan usaha sejenis. Sebab, barang buatannya memiliki detail khusus yang sulit ditiru. Hal yang paling penting, dia terbuka terhadap siapa pun untuk mempelajari pembuatan miniatur bus. “Banyak yang sebelumnya belajar di sini, sekarang membuka usaha yang sama. Bagi saya hal itu bukan masalah besar karena rejeki sudah ada yang mengatur,” jelasnya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H